Aneka Kopi Terbaik Nusantara - 10 Aneka Kopi Terbaik Nusantara Merupakan pembahasan NusaPedia Kali Ini.Kopi merupakan minuman yang secara perlahan menjadi trend baru di kalangan masyarakat indonesia.kenapa tidak,semakin menjamurnya cafe kopi mulai dari hanya sekedar menyuguhkan 1 jenis kopi hingga cafe yang menyuguhkan berbagai aneka kopi nusantara
Aneka Kopi Terbaik Nusantara
ini merupakan artikel yang NusaPedia Padukan dari berbagai sumber dengan tujuan menambah khasanah ilmu pengetahuan anda mengenai berbagai aneka kopi nusantara dengan harapan sahabat NusaPedia lebih mengetahui varian-varian kopi terbaik di indonesia.
Para penikmat kopi tahukah anda, bagaimana tanaman kopi diperkenalkan di Indonesia? Sebelum Sahabat NusaPedia diajak untuk mengenal 10 aneka kopi terbaik nusantara, mari kita tarik kembali, bagaimana kopi bisa sampai ke Tanah Air. Pada awalnya, kopi berasal dari Negara Etiopia, yang kemudian dibawa ke Arab dan dikembangkan di sana. Namun baru pada abad ke-17 kopi bisa sampai ke Eropa dan Kolonial Belanda yang pada waktu ini menjajah Indonesia, membawa kopi tersebut ke Indonesia.
Pada perkembangannya, kopi arabika memiliki jenis yang lebih beragam daripada kopi robusta. Dan kita perlu bangga karena Indonesia merupkan penghasil kopi terbesar peringkat keempat di dunia.
Ada dua tipe atau jenis penting kopi, yang dihasilkan oleh dua jenis tumbuhan yang berbeda yaitu Arabika dan Robusta. Banyak yang mengasumsikan bahwa kopi arabika adalah kopi yang terbaik bila dibandingan dengan kopi robusta.
Asumsi bahwa arabika yang terbaik mungkin dikarenakan oleh karakteristik arabika yang sangat menarik dan lebih menonjol, juga karena kandungan kafein pada arabika yang sedikit, dibandingkan dengan robusta yang mengandung kafein bisa dua kali lipat dari arabika. Selain itu mengapa arabika dianggap lebih spesial karena tanaman kopi jenis arabika jauh lebih sulit untuk di tanam dan dirawat karena sangat mudah terkena hama dan hanya dapat tumbuh di dataran tinggi. Berbeda dengan robusta yang dapat tumbuh dimana saja baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketahanan tinggi terhadap serangan hama.
Jadi Sudah Tahukan Sahabat NusaPedia Mengenai Sejarah Kopi Nusantara.Kalau sahabat NusaPedia sudah mengenal sejarahnya,mari kita jelajahi 10 Aneka Kopi Terbaik Nusantara versi NusaPedia
10.Kopi Wamena atau Kopi Papua
Kopi Arabika Wamena merupakan salah satu kopi produk Indonesia yang sudah mulai dikenal di seluruh Indonesia dan manca negara. Kopi Arabika Wamena tumbuh di lembah Baliem pegunungan Jayawijaya Wamena tanpa menggunakan pupuk kimia, sehingga kopi Arabika Wamena merupakan kopi Organik karena tumbuh subur secara alami. Para petani kopi dibina langsung oleh Pemerintah Daerah dari Dinas Perkebunan dan Tanaman Pangan Wamena dan juga dibantu oleh Amarta dari Amerika untuk mengolah hasil panen kopi mereka.
Sejak Tahun 2008, kopi Arabika Wamena telah diekspor ke Amerika Serikat sampai sekarang. Pemerintah Daerah terus memperkenalkan kopi Arabika Wamena Papua dengan mengikuti pameran hasil pertanian di berbagai kesempatan pameran di Indonesia, khususnya di Jakarta. Kopi Arabika Wamena Papua memiliki aroma dan cita rasa yang khas dibandingkan dengan cita rasa kopi Arabika yang lain. Kelebihan Kopi Arabika Wamena Tumbuh di daerah pegunungan Jayawijaya Wamena dengan ketinggian 1.600 m di atas permukaan laut.
Tumbuh subur secara alami tanpa menggunakan pupuk kimia. Memiliki aroma dan cita rasa yang khas Dapat digolongkan Kopi Organik berdasarkan proses pertumbuhan secara alami. Tidak terasa asam karena memiliki kadar asam yang rendah sehingga aman diminum bagi semua orang.
9.Kopi Kintamani
Di tangan petani kopi Kintamani, kopi bukan hanya sebatas rasa. Komoditas pertanian itu tak lagi berdiri sendiri, tapi mereka secara kreatif menyatukan kopi dalam nilai kekerabatan Bali, kreativitas-kekerabatan inilah yang membedakan mereka dengan petani kopi lain di tanah air. Darah seni mengalir di seluruh nadi orang Bali.
Itulah yang nampak serta terasa kental saat menghastai jalan, menyusuri perkebunan kopi di sepanjang jalan Kintamani. Kopi Sepanjang Kintamani Boleh dibilang, perbukitan Kintamani penuh dengan kebun kopi. Setidaknya, sepanjang jalur wisata yang membentang antara Tampaksiring hingga Singaraja, ada sekitar 15.000 hektar lahan yang ditanami kopi.
“Kopi Kintamani Bali” dihasilkan dari tanaman kopi arabika yang ditanam di dataran tinggi kintamani dengan ketinggian diatas 900 mdpl. Kawasan kintamani berada dilereng gunung berapi batur. Dengan jenis tanah Entisel dan Inceptisol (Regusol). Kawasan ini memiliki udara yang dingin dan kering dengan curah hujan yang banyak selama 6-7 bulan musim hujan.Tananman-tanaman kopi arabika terbentuk dari varietas-varietas terseleksi.
Pohon kopi ditanam dibawah pohon penaung dan dikombinasikan dengan tanaman lain dan dikombinasikan dengan tanaman lain dan dikelola serta dipupuk organic. Gelondong merah dipetik secara manual dan dipilih dengan cara seksama dengan persentase gelondong merahnya minimal 95%. Kopi gelondong merah selanjutnya diolah secara basah, dengan fermentasi selama 12 jam atau 36 jam serta dikeringkan secara alami dengan cara menjemur. Teknik olah yang dikembangkan oleh petani kintamani bisa mewujudkan potensi mutu kawasan kintamani.
8.Kopi Toraja
Kopi Toraja telah melanglang hingga ke café-café ternama seantero dunia. Tana Toraja adalah sebuah kabupaten di pegunungan Sulawesi Selatan, berjarak 300 kilometer dari Makassar– ibukota provinsi itu. Meski tak setenar Toraja, daerah-daerah di sekitarnya juga produsen kopi bermutu: Kalosi di Enrekang dan Mamasa.
Kopi Toraja sebagian besar ditanam di perkebunan kecil milik penduduk di lereng-lereng gunung. Orang Toraja dikenal karena mampu memelihara tradisi yang sudah berumur ratusan tahun. Salah satunya adalah upacara pemakaman Rambu Solo’ yang mengundang wisatawan dalam dan luar negeri. Sama seperti pesta-pesta adat yang ritualnya sudah berlangsung turun-temurun, proses pengolahan kopi juga melalui tradisi yang berumur ratusan tahun.
Kopi Toraja sebagian besar ditanam di perkebunan kecil milik penduduk di lereng-lereng gunung. Orang Toraja dikenal karena mampu memelihara tradisi yang sudah berumur ratusan tahun. Salah satunya adalah upacara pemakaman Rambu Solo’ yang mengundang wisatawan dalam dan luar negeri. Sama seperti pesta-pesta adat yang ritualnya sudah berlangsung turun-temurun, proses pengolahan kopi juga melalui tradisi yang berumur ratusan tahun.
Toraja sebagai penghasil kopi Torabika dengan rasa khas (Toraja adalah gudang kopi terbesar di wilayah timur Indonesia). Kopi Toraja memiliki cita rasa yang berbeda dan khas dibanding dengan dengan kopi dari wilayah lain didunia ini. Mutu kandungan tanah (soil) dipegunungan Sulsel ini yang membuat rasa kopi ini memiliki kesan tersendiri
Kopi toraja adalah kopi yang memiliki kandungan asam rendah dan memiliki body yang berat. Kopi ini juga dikenal dengan kopi celebes kalossi, yang diambil dari nama kolonial Belanda untuk salah satu daerah di Sulawesi. Kopi ini termasuk ke dalam jenis kopi arabica. Profil kopi toraja mirip dengan kopi Sumatera.
Biasanya orang mencari kopi ini karena body yang berat dan rasa yang tidak asam. Sebagian orang bilang, kopi Sulawesi dan kopi Sumatera memiliki rasa khas yang serupa, seperti rasa tanah dan hutan (sulit membayangkan bagaimana rasanya). Rasa tersebut muncul karena terpengaruh pemrosesan setelah biji kopi dipetik.
Biasanya orang mencari kopi ini karena body yang berat dan rasa yang tidak asam. Sebagian orang bilang, kopi Sulawesi dan kopi Sumatera memiliki rasa khas yang serupa, seperti rasa tanah dan hutan (sulit membayangkan bagaimana rasanya). Rasa tersebut muncul karena terpengaruh pemrosesan setelah biji kopi dipetik.
Aroma wangi kopi langsung tercium ketika membuka kemasan, meskipun tidak terlalu kuat. Rasa pahitnya berbeda dengan kopi jawa atau kopi lintong. Dan memang benar ada rasa seperti tanah di dalam kopi ini (jangan konotasikan ini dengan hal yang negatif, rasa tanah ini menjadi nilai lebih kopi toraja). Beberapa jenis kopi meninggalkan rasa pahit cukup lama di mulut, namun tidak dengan kopi toraja ini. Rasa pahitnya langsung hilang. Dan hal lain yang menarik yaitu sedikit rasa asam dalam kopi ini.
7.Kopi Lintong
Lintong diambil dari nama daerah Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, di Tapanuli Utara. Kopi ini termasuk jenis arabika. Yang menjadi ciri khas kopi arabika adalah rasanya yang lebih lembut (mild) tetapi terasa kental, memiliki aroma wangi, dan rasa asam yang khas. Kopi ini cocok bagi anda yang gemar meminum kopi tubruk atau espresso.
Untuk masalah kualitas, kita tidak perlu khawatir. Kopi lintong adalah salah satu kopi terbaik yang telah diakui dunia. Salah satu produk yang memanfaatkan kopi ini adalah Starbuck.Kita tidak perlu jauh-jauh datang ke Sumatera untuk menikmati kopi ini. Biasanya cafe-cafe tertentu atau coffee shop juga menjual jenis kopi ini. Salah satunya kopi yang saya nikmati, dibeli di salah satu cafe di Jakarta. Dan rasanya hmmm, mantap, pahitnya pas, dan tidak asam. Yang pasti bikin semangat di siang hari, bikin melek di malam hari.
6.Kopi Liwa
Banyak potensi yang perlu dikembangkan di Kabupaten Lampung Barat, salah satunya adalah industri kopi. Industri kopi saat ini merupakan salah satu andalan bagi pendapatan Kabupaten Lampung Barat. Hal ini dapat dimaklumi bahwa Lampung Barat memiliki komoditas andalan yaitu kopi yang setiap tahunnya Lampung Barat mampu menghasilkan ratusan ton kopi dan ini merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Lampung Barat yang tersebar di 25 kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Barat. Lampung Barat sejak dahulu sudah dikenal sebagai daerah terbesar penghasil kopi di Propinsi Lampung, sehingga daerah ini kerap dijuluki sebagai “negeri kopi”.
Menikmati Kopi Liwa di Liwa punya essensi sendiri. Semacam bonus. Dan bonus itu saya temukan di sebuah warung di Pasar Liwa pada suatu siang yang terik.Kota ini berhawa sejuk dan terletak di dataran tinggi. Jadi bukan sesuatu yang aneh memesan kopi di cuaca seperti itu. Jangan lupa bahwa aroma dan citarasa kopi berasal dari tanah dan iklim dimana kopi tersebut tumbuh. Menikmati Kopi Liwa di Liwa bukan sekedar menghirup aroma tanah dan iklim setempat melainkan merasakan hembusan angin dan terpaan cahaya matahari dan hujan yang membuat karakter rasa dari Kopi Liwa ini berbeda dari daerah lain.
Berkunjung ke Lampung tidak lengkap tanpa mencicipi kopi Liwa yang tersohor. Kopi liwa adalah kopi luwak yang berasal dari Kota Liwa, Lampung Barat. Kopi Liwa diproduksi dalam dua aroma, yaitu ginseng dan pinang. Sebagai pecinta kopi, anda tentu tau rasa dan aroma kopi luwak yang nikmat. Membayangkan di lidah saja kurang jika tidak mencicipi kopi luwak arabika khas Liwa ini.
5.Kopi Sidikalang
Siapa yang tak tahu Kopi Sidikalang. Kopi ini mengalami masa kejayaan pada tahun 1970-an. Kopi dari Kabupaten Dairi ini selalu menjadi incaran pasar, baik dalam maupun luar negeri.Sidikalang adalah nama sebuah Kecamatan di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Sidikalang juga merupakan ibukota Kabupaten Dairi. Bila dilihat dari topografinya, Kecamatan Sidikalang berada di ketinggian 1.066 meter di atas permukaan laut, yang terdiri dari bukit dan lembah dengan kemiringan yang bervariasi.
Keadaan lingkungan yang masih cukup alami dan serta suhu udara yang sejuk, menjadikan Sidikalang juga dikenal sebagai penghasil beragam hasil bumi yang pemasarannya bukan hanya di daerah sekitar atau di dalam Provinsi Sumatera Utara saja, tetapi juga sampai ke luar provinsi itu.
Salah satu hasil bumi yang terkenal dari Sidikalang adalah kopi. Bisa disebut, kalau berbicara soal kopi Sumatera - bukan terbatas pada Provinsi Sumatera Utara - maka pastilah itu merujuk kepada kopi Sidikalang, atau tak sedikit juga yang menganggap sebagai ikonnya kopi Sumatra. Dari dulu sampai sekarang, kopi Sidikalang kerap disebut rajanya kopi di Sumatra.
Kopi Sidikalang juga telah mampu bersaing dengan kopi Brazil, yang disebut sebagai salah satu kopi terbaik di dunia. Ada dua jenis kopi yang dibudidayakan di Sidikalang, yaitu robusta dan arabika. Luas perkebunan kopi Robusta di Kabupaten Dairi adalah 14.117 hektare dengan produksi sekitar 6.750 ton pertahun. Sedangkan tanaman kopi Arabika di kabupaten itu adalah seluas 5.771,5 Ha dengan produksi sekitar 2.650 ton setiap tahunnya.
4.Kopi Mandailing
Produk kopi khas dari sumatera utara yang terkenal akan keistimewaan rasa, aroma dan kekentalannya membuat kami mempercayakan kepada ahli perkebunan kopi untuk menanam varietas kopi Arabika Mandailing di sekitar Danau Toba di atas ketinggian 1500 mdpl lebih.
Dengan pengolahan pasca panen petik merah dan fermentasi full washed membuat kopi arabika ini lebih sepesial, alami, higienis dan tidak menyebabkan asam lambung naik.Kelebihan kopi Arabika Mandhelling dengan kopi arabika selainnya adalah pada kekentalan kopi hasil seduhannya. Diproses secara higienis dengan peralatan modern, bersih dari segala kotoran dan benda-beda asing yang merusak rasa kopi. Sehingga terciptakan rasa yang begitu sempurna dan benar-benar kopi.Menghasilkan kualitas kopi speciality grade 1.
Karakter rasa dari kopi Mandailing secara umum lebih ke full body, medium acidity, Sweet flavour, dan Fruity Aroma. Saat ini para Importir kopi dari berbagai negara seperti Jepang, Singapura, dan Korea sudah mulai melirik kopi ini. Kendala yang dialami saat ini adalah masih minimnya fasilitas untuk produksi kopi dan edukasi terhadap para petani bagaimana cara memproses kopi yang benar, mulai dari mengelola perkebunan hingga menjadi Green bean yang berkualitas ekspor.
3.Kopi Pringan
Java preanger atau kopi priangan, mungkin tidak semua orang tahu nama ini. Pada 1997, pertanian Jawa Barat, khususnya kopi, kembali menggeliat. Bahkan pada 2009, kopi ini mulai merambah pasar ekspor.
Namun, apakah gairah produksi kopi priangan ini akan terus berlanjut dan semakin luas menjangkau pasar luar negeri? Perjalanan sejarah kopi priangan cukup panjang. Dari catatan yang dihimpun, Jawa Barat, tepatnya di wilayah Priangan, dipilih oleh kolonial Belanda menjadi daerah eksploitasi komoditas kopi selama hampir dua abad, mulai 1677 hingga 1870. Mengingat faktor cuaca dan kondisi tanah dinilai paling cocok, Priangan menjadi pilihan untuk uji coba tanaman kopi sebelum dicoba di daerah lain.
Namun, apakah gairah produksi kopi priangan ini akan terus berlanjut dan semakin luas menjangkau pasar luar negeri? Perjalanan sejarah kopi priangan cukup panjang. Dari catatan yang dihimpun, Jawa Barat, tepatnya di wilayah Priangan, dipilih oleh kolonial Belanda menjadi daerah eksploitasi komoditas kopi selama hampir dua abad, mulai 1677 hingga 1870. Mengingat faktor cuaca dan kondisi tanah dinilai paling cocok, Priangan menjadi pilihan untuk uji coba tanaman kopi sebelum dicoba di daerah lain.
Berabad-abad yang lalu, kopi asal Jawa Barat selalu menjadi komoditi paling ditunggu. Setiap kapal laut V.O.C berlabuh, kopi dari Priangan menjadi bawaan utamanya selain rempah-rempah dan lainnya.
Dari sanalah kopi Priangan yang kemudian dikenal di Eropa dan seantero dunia sebagai Java Coffee atau Java Preanger Coffee. Kopi Priangan banyak disukai karena punya rasa yang disebut mild oleh para penikmat kopi.
2.Kopi Luwak
Kopi luwak yaitu buah kopi matang pohon yang dimakan oleh luwak (sejenis musang), kemudian dikeluarkan sebagai kotoran luwak tetapi biji-biji kopi tersebut tidak tercerna sehingga bentuknya masih dalam bentuk biji kopi. Jadi di dalam perut musang biji kopi mengalami proses fermentasi dan dikeluarkan lagi dalam bentuk biji bersama dengan kotoran Luwak. Selanjutnya biji kopi luwak dibersihkan dan diproses seperti kopi biasa.
Kopi luwak merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, di samping komoditas kopi biasa seperti kopi reguler Arabika (Java coffee) dan kopi reguler Robusta. yang membedakan kopi luwak dengan biji kopi biasa adalah dimakan oleh Luwak (sejenis musang) dan di keluarkan dalam bentuk biji kopi, Sehingga aromanya lebih harum serta ada rasa pahit dan getir asam yang lebih khas dan special.
Kopi luwak merupakan jenis biji kopi yang termahal di dunia, sehingga sampai masuk ke Guiness Book of Records. 4 tahun belakangan ini harga kopi luwak di pasar internasional semakin meningkat, bahkan mencapai US$ 500/kg bentuk biji kering (kadar air 11,5%). Bandingkan dengan harga kopi biasa kualitas nomor 1 yang hanya US$ 4,5/kg.
Kemasyhuran kopi luwak telah terkenal sampai kemancanegara, bahkan di Luar Negeri, terdapat kafe yang menjual kopi luwak (Civet Coffee) dengan harga yang mahal. sejak dahulu, sewaktu penjajahan Belanda kopi luwak sudah menempati posisi pasar paling atas, baik dilihat dari sisi rasa maupun harga. Hanya saja, karena dulu kualitas produk belum terjaga secara kontinyu, harganya meskipun berada di posisi tertinggi tidak bisa dikerek lebih tinggi lagi. Penyebab utamanya, kopi luwak 100% masih tergantung pada alam.
1.Kopi Gayo
Saat ini di Aceh terdapat dua jenis kopi yang di budidayakan adalah kopi Arabica dan kopi Robusta. Dua jenis Kopi Gayo Aceh yang sangat terkenal yaitu kopi Gayo (Arabica) dan kopi Ulee Kareeng (Robusta). Untuk kopi jenis Arabica umumnya dibudidayakan di wilayah dataran tinggi “Tanah Gayo”, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues, sedangkan di Kabupaten Pidie (terutama wilayah Tangse dan Geumpang) dan Aceh Barat lebih dominan dikembangkan oleh masyarakat disini berupa kopi jenis Robusta.
Kopi Arabica sedikit besar dan berwarna hijau gelap, daunnya berbentuk oval, tinggi pohon mencapai tujuh meter. Namun di perkebunan kopi, tinggi pohon ini dijaga agar berkisar 2-3 meter. Tujuannya agar mudah saat di panen. Pohon Kopi Arabica mulai memproduksi buah pertamanya dalam tiga tahun. Lazimnya dahan tumbuh dari batang dengan panjang sekitar 15 cm. Dedaunan yang diatas lebih muda warnanya karena sinar matahari sedangkan dibawahnya lebih gelap.
Tiap batang menampung 10-15 rangkaian bunga kecil yang akan menjadi buah kopi. Varietas Arabica mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabica yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia Kopi Gayo merupakan salah satu kopi khas Nusantara asal Aceh yang cukup banyak digemari oleh berbagai kalangan di dunia. Kopi Gayo memiliki aroma dan rasa yang sangat khas. Kebanyakan kopi yang ada, rasa pahitnya masih tertinggal di lidah kita, namun tidak demikian pada kopi Gayo.
Rasa pahit hampir tidak terasa pada kopi ini. Cita rasa kopi Gayo yang asli terdapat pada aroma kopi yang harum dan rasa gurih hampir tidak pahit. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa rasa kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Mountain yang berasal dari Jamaika. Kopi Gayo Aceh Gayo dihasilkan dari perkebunan rakyat di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. Di daerah tersebut kopi ditanam dengan cara organik tanpa bahan kimia sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau (ramah lingkungan). Kopi Gayo disebut-sebut sebagai kopi organik terbaik di dunia.
Jadi Bagaimana Sahabat NusaPedia Apakah Artikel Mengenai 10 Aneka Kopi Terbaik Nusantara 10 Tempat Misterius Di Indonesia, 10 Tempat Menyelam Terbaik Di Indonesia 10 Gunung Tertinggi Di Indonesia , 10 Tempat Wisata Indonesia Mirip Di Luar Negeri 10 Sungai Terpanjang Di Indonesia , 10 Museum Tertua Di Indonesia , 10 Danau Terdalam Di Indonesia ,10 Bangunan Paling Bersejarah di Indonesia ,10 Lokasi Wisata Terseram Di Indonesia dan 10 Kuliner Extreme Yang Ada Di Indonesia Sudah Menambah Khasanah Anda Mengenai Keindahan Sejarah Dan Bangunan-bangunan Di Indonesia.Mari Kita Dukung Indonesia Sebagai destinasi Wisata Dunia