BREAKING NEWS

Menu

Pulau Pini : Menapaki Kearifan Alam Khas Nusantara


Pulau Pini - Kabupaten Nias Selatan - Pulau Pini - Pada Kesempatan Kali Ini Sahabat NusaPedia Ingin memperkenalkan Kepada Anda Mengenai Potensi Wisata yang terdapat di Kabupaten Nias Selatan,Provinsi Sumatera Utara.Artikel Ini Merupakan Hasil Kerja Sama Antara Sahabat NusaPedia Dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara dengan tujuan memperkenalkan potensi Kekayaan Alam Yang terdapat di Pulau Pini

Pulau Pini
Pulau Pini

Secara administratif pemerintahan, Taman Buru Pulau Pini berada di Kecamatan Pulau-Pulau Batu Timur, Kabupaten Nias Selatan. Kawasan ini berada pada dataran rendah Pulau Pini dengan ketinggian antara 0 – 80 meter dpl dan berada di sisi Timur Pulau Pini. Sehingga kawasan ini pada sisi Timur berbatasan dengan garis pantai Pulai Pini.

Kawasan Taman Buru Pulau Pini yang berada pada pantai Pulau Pini dan berbatasan langsung dengan kawasan hutan produksi eks HPH (Hak Pengusahaan Hutan) PT. Gunung Raya Utama Timber Industries (GRUTI), memiliki panorama pantai yang landai dan indah, dengan luas total 8.350 Ha yang terletak antara 00°04’ - 00°11’ Lintang Utara dan 98°40’ - 98°51’ Bujur Timur.

Sejarah Penunjukan Kawasan

Pulau PiniTaman Buru Pulau Pini awalnya merupakan bagian dari kawasan hutan produksi tetap yang berada di Pulau Pini berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 923/kpts/um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 yang menunjuk kawasan hutan seluas + 351.548 hektar di Provinsi Sumatera Utara sebagai hutan produksi tetap yang sebagian di antaranya berada di Pulau Pini.

Pada tahun 1995 melalui surat Nomor 760/DJ-VI/Binprog/1995 tanggal 8 September 1995, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam mengusulkan kawasan hutan produksi tetap seluas 8.350 ha ini untuk diubah fungsinya menjadi taman buru. Hal ini kemudian mendasari keluarnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 347/Kpts-II/1996 tanggal 5 Juli 1996 tentang Perubahan Fungsi Sebagian Kawasan Hutan Produksi Tetap yang Terletak di Pulau Pini, Kabupaten Daerah Tingkat I Sumatera Utara seluas + 8.350 (Delapan Ribu Tiga Ratus Lima Puluh) hektar menjadi Taman Buru

Mengapa Saya Harus Kesana ?

Pulau Pini
Posisi  Taman Buru Pulau Pini yang berada pada ketinggian 0 – 80 meter di atas permukaan laut dan berbatasan langsung dengan laut Samudera Indonesia, menjadikan kawasan ini sangat istimewa. Kawasan Taman Buru Pulau Pini memiliki formasi hutan dataran rendah dan formasi hutan pantai yang sangat mempengaruhi karakteristik flora  dan fauna yang ada di dalamnya. Kawasan ini memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri atas tipe ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, hutan rawa, hutan mangrove dan hutan pantai. 

Kawasan yang berbatasan langsung dengan daratan didominasi oleh tipe ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, pada kawasan yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia di bagian selatan dan timur didominasi oleh tipe ekosistem  hutan pantai, sementara bagian utara kawasan yang berbatasan dengan laut merupakan tipe ekosistem hutan rawa dan hutan mangrove. Sementara di perairannya terdapat ekosistem laut dan ekosistem padang lamun.

Kekayaan Flora 

Pulau Pini
Tumbuhan yang banyak ditemukan di kawasan hutan Taman Buru. Pulau Pini adalah Keruing (Dipterocarpus sp.), Meranti (Shorea sp.), Malutua (Gurcinia picrorhi), beberapa jenis palem, cakar ayam, pandan, pakis dan jenis-jenis bakau seperti Rhizophora, Avicenia dan Bruguiera. Jenis yang paling mendominasi adalah Keruing.  Kayu ini merupakan jenis yang bernilai ekonomis tinggi dan potensial untuk diperdagangkan sehingga upaya pengamanan kawasan dalam rangka perlindungan, penting untuk dilakukan demi menjaga kelestarian fungsi kawasan ini.
 
Pulau Pini
Sekalipun Taman Buru Pulau Pini merupakan hamparan kawasan yang relatif datar, terdapat perbedaan yang tegas pada setiap tipe ekosistem yang ada dalam kawasan ini. 

Peralihan antara hutan pantai yang didominasi pohon kelapa menuju hutan hujan yang didominasi oleh pohon keruing, terdapat areal yang ditumbuhi semak belukar dan berdampingan langsung dengan pemukiman penduduk. Penduduk yang berada di dalam kawasan Taman Buru Pulau Pini mendiami areal seluas + 5 ha yang memanjang di sekitar teluk yang dikenal dengan nama Teluk Keppres. Beberapa rumah penduduk terdapat di lokasi-lokasi yang tersebar di pantai selatan dan timur kawasan Taman Buru Pulau Pini. 
 
Ekosistem padang lamun di bagian timur kawasan didominasi oleh tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan bangsa Alismatales, yang terletak pada titik-titik tertentu sekitar laut timur kawasan. Masih belum dapat diperkirakan jenis tumbuhan apa saja yang berasosiasi pada padang lamun yang ada di Kawasan
Taman Buru Pulau Pini, kelimpahan dan kondisinya. Untuk itu masih perlu dilakukan kajian lebih mendalam terkait kondisi padang lamun yang ada dan dampaknya bagi pengelolaan Taman Buru Pulau Pini ke depannya. 

Keanekaragaman Fauna 

Pulau Pini
Satwa yang terdapat di Taman Buru Pulau Pini dibedakan berdasarkan tipe ekosistem yang menjadi habitat bagi satwa tersebut. Ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah merupakan habitat yang nyaman bagi jenis-jenis mamalia terestrial seperti babi hutan, kijang dan kancil  dan mamalia arboreal seperti kera ekor panjang. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat  di Desa Labuhan Bajo, banyak dijumpai babi hutan di dalam kawasan. Satwa ini juga sering diburu oleh masyarakat untuk dikonsumsi. Tingginya populasi babi yang ada di dalam kawasan Taman Buru Pulau Pini, disebabkan tidak adanya predator satwa ini di dalam kawasan.

Pada ekosistem mangrove di bagian utara sampai timur laut kawasan, menjadi habitat bagi jenis-jenis hewan mangrove seperti kepiting, udang, burung bangau, dan kera ekor panjang. Selain itu, kawasan hutan mangrove di Pulau Pini juga menjadi habitat bagi berbagai jenis ular dan biawak. 

 Pulau PiniSementara ekosistem laut di sekitar pantai di sepanjang timur – selatan kawasan, terdapat populasi ikan yang melimpah, merupakan komoditas andalan bagi penduduk Pulau Pini dan dan bahkan sampai ke daratan Pulau Sumatera. Letak geografis Pulau Pini yang mendekati garis khatulistiwa menghasilkan lingkungan laut yang nyaman sebagai habitat berbagai jenis plankton. Plankton berfungsi sebagai produsen makanan bagi berbagai jenis hewan-hewan laut. 

Kelimpahan populasi plankton berdampak pula pada kelimpahan berbagai jenis ikan sehingga kawasan ini banyak dimanfaatkan untuk tempat memancing dan menangkap ikan baik dalam skala kecil maupun besar. Terumbu karang juga menjadi penghuni tetap di sepanjang ekosistem laut
Taman Buru Pulau Pini. Pada beberapa titik, ditemui kondisi terumbu karang terlihat sudah mati, namun pada titik-titik lainnya masih bagus.

Potensi Wisata Dan Jasa Lingkungan

Pulau Pini
Taman Buru Pulau Pini merupakan Pulau yang membujur dari Timur ke Barat, tepat di selatan Pulau Nias, sebelah barat Pulau Sumatera, sebelah Timur Laut Pulau Telo. Pulau - Pulau yang ada di sekitar Pulau Pini, menjadi faktor pendukung untuk pengembangan Kawasan Taman Buru Pulau Pini.  Pulau ini terlindungi oleh pulau - pulau di sekitarnya dari kemungkinan terjadinya bahaya tsunami. 

Selain itu, status kawasan sebagai taman buru tidak menutup peluang pengembangan kawasan sebagai tempat tujuan wisata alam dan memancing yang dikelola secara profesional. Keadaan alam laut yang indah dan masih alami, jauh dari pencemaran udara dan laut menjadi faktor utama pengembangan wisata alam. Kawasan ini juga menjadi penyedia jasa lingkungan terutama bagi pengatur siklus air, karena di kawasan ini mengalir 12 sungai/alur yang mengalir sepanjang tahun. Sungai terbesar adalah sungai Antimunan dengan lebar ± 3 meter dan telah menjadi sumber air tawar/air minum penduduk yang bermukim di sekitar kawasan.
Pulau Pini
Keadaan tanah di sekitar kawasan cukup berkualitas, karena bersolum tinggi dengan jenis tanah latosol coklat. Tanah ini pada umumnya berasosiasi dengan andosol dan regosol, akan menghambat laju air. Sedangkan pada daerah rawa-rawa di kawasan taman buru ini, terdapat lumpur vulkanik dengan bahan induk tufa amunia. Kedaan tanah ini menjadi dasar bagi perkembangan tegakan vegetasi di dalam kawasan. Kombinasi curah hujan diatas 2.000 mm/th, menjadikan kawasan ini berpeluang untuk berkembang menjadi habitat berbagai jenis satwa, karena kawasan ini berpotensi sebagai habitat berbagai jenis tanaman dataran rendah – pantai yang menjadi produsen dari ekosistem hutan dataran rendah.
Pulau Pini
Faktor alam menjadi pendukung utama pengembangan kawasan ini sebagai kawasan tujuan wisata alam. Letak geografis Taman Buru Pulau Pini yang dikelilingi oleh pulau-pulau besar dan kecil disekitarnya serta keberadaan ekosistem padang lamun yang berfungsi sebagai pemecah gelombang tinggi Samudera Hindia yang kerap terdapat di sepanjang pantai barat Sumatera. Padang lamun mempunyai peranan penting  ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
  • Memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, karena merupakan habitat penting untuk berbagai jenis hewan laut, seperti: ikan, moluska, krustacea, ekinodermata, penyu, dugong, dll.
  • Dapat membantu mempertahankan kualitas air.
  • Dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai.
  • Menyediakan berbagai sumberdaya yang dapat digunakan untuk menyokong kehidupan masyarakat, seperti untuk makanan, perikanan, bahan baku obat, dan pariwisata.
Berkaitan dengan upaya pengembangan pariwisata alam, potensi yang penting adalah letak kawasan ini yang berdekatan dengan  obyek  wisata  lain yaitu adanya lokasi wisata alam laut yang dikenal dengan Kepulauan Batu yang berada di radius 8 – 15 km. Kepulauan Batu ini berada di Kecamatan Pulau Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan, memiliki potensi terumbu karang yang indah dan pada tahun 2004 telah direkomendasikan oleh Pemerintah Kabupaten Nias Selatan dan Propinsi Sumatera Utara menjadi Taman Wisata Alam Laut. Kawasan ini telah menjadi lokasi menyelam bagi para Penyelam Sumatera Utara. 

Selain Kepulauan Batu, tetangga Taman Buru Pulau Pini yang menjadi incaran para wisatawan asing dan dalam negeri adalah Pantai Lagundri dan Pantai Teluk Dalam di Kabupaten Nias yang terkenal karena ombaknya yang besar dan tinggi untuk bermain selancar. Kedua pantai ini telah terkenal hingga mancanegara.

Terdapat rencana pengembangan Kepulauan Batu, untuk dijadikan pusat wisata dan pembangunan infrastruktur berkaitan dengan adanya kebijakan Pengembangan Wilayah Kabupaten Nias Selatan  oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Nias Selatan.

Sosial Kemasyarakatan

Pulau Pini secara administratif wilayah dibagi dalam 4 (empat) wilayah Desa yakni Desa Lambak di bagian utara Pulau Pini, Desa Labuhan Rima dan Desa Labuhan Hiu di bagian selatan Pulau Pini menjadi satu kesatuan pemerintahan setingkat kecamatan yakni Kecamatan Pulau Pulau Batu Timur, Kabupaten Nias Selatan. 
Pulau PiniAdapun Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur memiliki ibukota kecamatan yang berada di Desa Labuhan Hiu. Sebenarnya terdapat satu desa lagi yang tercatat di kantor Camat Pulau-pulau Batu Timur, yakni Desa Labuhan Bajo, yang berada tepat di dalam kawasan Taman Buru Pulau Pini.
Ibukota Kecamatan Pulau pulau Batu Timur yang berada di Desa Labuhan Hiu berjarak sekitar 2 jam dari Desa Labuhan Bajo yang ditempuh dengan menggunakan transportasi laut.
 
Sekalipun Pulau Pini menjadi sumber ikan bagi nelayan setempat sekaligus sebagai sumber mata pencaharian, Pulau Pini mejadi lokasi yang sulit untuk diakses akibat keterbatasan sarana prasarana transportasi umum. Akibatnya, daerah ini kebanyakan dihuni oleh pendatang-pendatang dari daratan Pulau Sumatera dan Pulau Nias. Pada tahun 1998, Kecamatan ini berpenduduk sejumlah 24.729 jiwa (Kepadatan penduduk 6,1 jiwa per km²). 

Sedangkan penduduk yang mendiami keempat desa yang berbatasan dengan Taman Buru Pulau Pini total berjumlah 1.918 jiwa ditahun yang sama. Dari jumlah tersebut, yang memeluk agama Kristen Protestan ± 63 %, Kristen Katolik ± 22 %, Islam ± 15 % dan Budha ± 0,3%. Mata pencaharian utama masyarakat berasal dari sektor perikanan. Hasil laut ini diperdagangkan ke daratan Pulau Sumatera melalui Desa Natal dan Desa Batahan di Kabupaten Mandailing Natal dan Desa Air Bangis di Kabupaten Pasaman. Adapun hasil laut yang diperdagangkan ini umumnya sudah terlebih dahulu diawetkan secara tradisonal, yakni dijadikan ikan asin sebelum diperdagangkan. 

Bagaimana Cara Saya Kesana ?

Pulau Pini
Perjalanan ke Taman Buru Pulau Pini dapat ditempuh melalui beberapa alternatif rute, sebagai berikut:
  • Dari Medan dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum menuju Padangsidimpuan - Penyabungan - Natal (Kabupaten Mandailing Natal) dengan waktu tempuh sekitar 15 jam, dilanjutkan dengan perjalanan melalui laut dengan menggunakan kapal cepat atau boat menuju Pulau Pini (Labuhan Bajo/Teluk Kepres) dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Lama perjalanan seluruhnya diperkirakan 21 (dua puluh satu) jam.
  • Dari Medan dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum menuju Padangsidimpuan - Penyabungan - Natal -  Batahan (Kabupaten Mandailing Natal)  dengan waktu tempuh sekitar 17 jam, dilanjutkan dengan perjalanan melalui laut dengan kapal cepat atau boat dari Batahan menuju Pulau Pini (Labuhan Bajo/Teluk Kepres) dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Lama perjalanan seluruhnya diperkirakan 21 (dua puluh satu) jam.
  • Dari Medan dengan pesawat udara menuju Gunung Sitoli, Pulau Nias dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, dilanjutkan dengan perjalanan udara dari Gunung Sitoli menuju Tanahamasa - Pulau Tello Kabupaten Nias Selatan dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Mencapai Pulau Pini dilakukan melalui perjalanan laut dari Pulau Tello menuju Pulau Pini (Labuhan Hiu) dengan waktu tempuh sekitar 5 jam. Lama perjalanan seluruhnya diperkirakan 7 (delapan) jam. Lama perjalanan seluruhnya diperkirakan 14 (empat belas) jam.
  • Dari Medan dengan pesawat terbang menuju Padang, Sumatera Barat waktu tempuh sekitar 1 jam, dilanjutkan dengan perjalanan darat  dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum menuju Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat dengan waktu tempuh sekitar 4 jam, dilanjutkan perjalanan dengan kapal cepat menuju Pulau Pini (Labuhan Hiu)  sekitar 3 jam. Lama perjalanan seluruhnya diperkirakan 8 (delapan) jam.

Bagaimana Dengan Akomodasinya ?

Pulau Pini
Pulau Pini Merupakan Taman Buru Yang Berada Di wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara,Sehingga Untuk Sahabat NusaPedia Yang ingin Berkunjung Ke Kawasan Tersebut Sahabat NusaPedia Dapat Mengurus Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi(Simaksi) Ke Jalan Sisingamangaraja Km 5,5 No 14 Medan Telp./Fax. 061-7860606 Marindal-Medan  untuk menginap Dan Berkemah Dapat menjadi Alternatif Untuk Anda yang Ingin Menikmati Keindahannya.

Untuk Sahabat NusaPedia silakan mencoba dan rasakan Tracknya.Mungkin Homestay Adalah pilihan terbaik disana.selain menghemat biaya perjalanan anda juga dapat memperlajari kehidupan masyarakat di wilayah Pulau Pini 

Kapan Sebaiknya Saya Kesana ?

Pulau Pini Dapat Dikunjungi Sepanjuang Tahun,Namun Mengingat Kondisi Cuaca Ada Baiknya Untuk Mengunjungi Pulau Yang Satu Ini Dilakukan Pada Bulan Januari hingga Agustus adalah bulan kunjungan terbaik.dikarenakan wilayah sumatera utara pada bulan-bulan tersebut masuk kedalam musim kemarau sehingga kondisi transportasi penyebrangan dari dan akan  lokasi wisata ini dapat di akses dengan mudah.

Know Before You Go...!!!!

  • Sangat bijak bila Anda selalu menyediakan air untuk diminum dalam kemasan yang mudah dibawa.
  • Krim pelindung atau tabir surya hendaknya selalu dibawa dan dipakai sesuai kebutuhan karena di daerah ini udara sangat panas walau angin berhembus cukup menyegarkan.
  • Anda perlu juga membawa pelindung anti nyamuk.
  • Jelasnya di sini tak cukup sinyal handphone Anda untuk aktif, tak pula terjangkau jaringan televisi, serta tidak ada pula pedagang kaki lima. Semua itu telah menjadikan Pulau Pini sebagai kawasan paling ideal untuk wisata bahari dan bagi Anda yang ingin benar-benar menjauh sejenak dari peradaban kota
  • Untuk Sahabat TravelEsia Yang ingin Berkunjung Ke Kawasan Tersebut Sahabat TravelEsia Dapat Mengurus Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi(Simaksi) Ke Jalan Sisingamangaraja Km 5,5 No 14 Medan Telp./Fax. 061-7860606 Marindal-Medan
Jadi bagaimana Sahabat NusaPedia Apakah Anda tertarik Untuk Menapaki Kearifan Alam Khas Nusantara.Jika Anda Berkunjung ke Provinsi Sumatera Utara,Jadikanlah Pulau Pini , Pantai Sorake , Gunung Sibuatan , Gunung Pusuk Buhit ,Goa Borallah, Gunung Sorik Marapi ,Wisata Alam Tinggi Raja dan Sicike-cike Sebagai Destinasi Wisata Anda.Mari Kita Dukung Indonesia Sebagai Destinasi Wisata Dunia

Sumber Photo : Fitriana Saragih S.Hut M,Si,Edina Emininta Br Ginting S.Hut M.si , Evansus Renaldi Manalu Sh ,Ernes Pandiangan S.Hut ( Staff Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sumatera Utara) dan Kementrian Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Telp./Fax. 061-7860606

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg