BREAKING NEWS

Menu

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai : Menapaki Lebih Dekat Konservasi Mangrove Nusantara


Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai - Sulawesi Tenggara - Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Merupakan Pembahasan NusaPedia Magazine Kali ini.Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai menyimpan keunikan yang berbeda dengan taman nasional lainnya yang ada di indonesia.

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah, hutan bakau, hutan pantai, savana, dan hutan rawa air tawar di Sulawesi.Vegetasi savana di taman nasional ini memiliki ciri khas dan keunikan, karena merupakan asosiasi antara padang rumput dengan tumbuhan agel, lontar dan bambu duri serta semak belukar, juga tumbuhan di sepanjang sungai-sungai yang mengalir di padang savana tersebut.

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dengan luas wilayah sekitar 105.194 ha. Secara administratif, taman nasional ini masuk ke dalam wilayah di beberapa kabupaten dan satu kota, antara lain di Kota Kendari, seluas 46.764 ha (Kecamatan Lambuya dan Tinanggea), di Kabupaten Kolaka seluas 12.825 ha (Kecamatan Ladoni dan Tirawuta), dan di Kabupaten Buton seluas 46.605 ha (Kecamatan Rumbia).

Sejarah Pembentukan Kawasan

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai ditetapkan sebagai taman nasional kelompok hutan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 756/Kpts-11/90 pada tanggal 17 Desember 1990. Sebelum ditetapkan sebagai taman nasional, Rawa Aopa Watumohai terdiri dari beberapa kelompok hutan, di antaranya Taman Buru Gunung Watumohai seluas 50.000 ha (SK Menteri Pertanian No. 648/Kpts/Um/10/1976 tanggal 15 Oktober 1976), dan Suaka Margasatwa Rawa Aopa seluas 55.560 ha (SK Menteri Kehutanan No. 138/Kpts-11/1985 tanggal 11 Juni 1985). Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdiri dari tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah, hutan bakau, hutan pantai, savana dan hutan rawa air tawar.

Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara pada tahun 1983 mencetuskan ide untuk membangun suatu kawasan konservasi taman nasional dengan nama Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) yang merupakan penggabungan antara kawasan Taman Buru (TB) Watumohai dan Suaka Margasatwa (SM) Rawa Aopa, sudah tentu didasarkan pada pertimbangan yang mendalam dan berangkat dari pentingnya manfaat pelestarian kawasan itu sendiri. TN Rawa Aopa Watumohai dan Rawa Tinondo ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) untuk kepentingan lingkungan hidup melalui PP nomor 26 Tahun 2008. Kedua kawasan tersebut memiliki persamaan nilai penting terutama terkait fungsi-fungsi hidrologis dan perlindungan habitat rawa darat.

Mengapa Saya Harus Kesana ?

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai tercatat sekitar 89 famili, 257 genus, dan 232 spesies, yang terbagi menurut tipe hutan tempat tumbuhan berkembang. Pada hutan dengan tipe vegetasi mangrove misalnya, dihuni oleh beraneka tumbuhan, di antaranya tongke (bruguiera gimnorhiza), peropa (sonneratia spp.), lara teki (rhizophohara apiculata), nipah (nypa fruticans), dan lain-lain. Sementara, pada hutan dengan tipe vegetasi savana didominasi oleh aneka tumbuhan dari alang-alang (imperata cylindrical), totele (cyperus rotundus), tio-tio (fymbristilis ferrugenea), kuralangga (axonpus compressus), serta gelagah (saccharum spp.).

Sedangkan pada tipe vegetasi hutan hujan tropika pegunungan rendah, tumbuhan yang hidup dan berkembang memiliki komposisi yang sangat beragam, seperti aneka jenis rotan, liana, dan jenis tumbuhan bawah lainnya. Sebagian besar dari tipe vegetasi ini rencananya akan dimasukkan ke dalam zona inti taman, dan sisanya dimasukkan ke dalam zona rimba (wilderness zone) dan zona rehabilitasi.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai juga terdapat habitat berbagai jenis burung. Tercatat ada sekitar 155 jenis burung yang hidup di taman ini, 32 jenis di antaranya termasuk burung yang langka dan sekitar 37 lainnya termasuk jenis endemik. 

Jenis burung-burung tersebut, antara lain maleo (macrocephalon maleo), bangau tong-tong (leptotilos javanicus), bangau sandang lawe (ciconia episcopus episcopus), raja udang kalung putih (halcyon chloris chloris), kakatua putih besar (cacatua galerita triton), elang-alap dada-merah (accipeter rhodogaster rodhogaster), merpati hitam sulawesi (turacoena mandensis), dan punai emas (coloena nicobarica).

Ada satu jenis burung endemik yang menjadi ciri khas di Sulawesi Tenggara, yaitu kacamata sulawesi (zosterops consobrinorum) yang sebelumnya tidak pernah terlihat dalam kurun waktu puluhan tahun, tetapi saat ini dapat dijumpai di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Selain burung, terdapat juga jenis primata di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.

Adapun primata tersebut adalah tangkasi/podi (tarsius spectrum spectrum) dan monyet hitam (macaca nigra nigra). Ada juga satwa langka yang dilindungi, seperti anoa dataran rendah (babulus depressicornis), anoa pegunungan (babulus quarlesi), soa-soa (hydro saurus amboinensis), kuskus kerdil (strigocusvus celebensis celebansis), rusa (cervus timorensis djonga), babirusa (babyrousa babyrussa celebensis), dan musang sulawesi (macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii).

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat potensi wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya Pulau Harapan II, Pantai Lanowulu, dan Gunung Watumohai. Pulau Harapan II terletak di tengah-tengah Rawa Aopa, yang menyajikan keindahan panorama alam rawa dengan pamandangan burung-burung air yang sedang mengintai ikan.

Di Pantai Lanowulu, wisatawan dapat berenang atau melakukan kegiatan wisata bahari, seperti berlayar dan memancing. Sedangkan di Gunung Watumohai, para wisatawan dapat melakukan kegiatan pendakian dan berkemah. Di lereng gunung tersebut, terdapat padang savana untuk tempat berkemah sembari melihat ratusan ekor rusa yang sedang merumput, burung-burung yang bernyanyi saling bersahutan, dan aneka satwa lainnya.

Bagaimana Cara Saya Kesana ?

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Perjalanan menuju Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dapat ditempuh malalui tiga jalur alternatif dengan menggunakan mobil pribadi atau mobil sewaan.
  • Pertama: perjalan dimulai dari Kendari menuju Punggaluku, lalu menuju Tinanggea, kemudian ke Lanowulu dengan jarak 120 km yang ditempuh sekitar 2 jam 30 menit. 
  • Kedua: perjalan dimulai dari Kota Kendari menuju Motaha, lalu dilanjutkan ke Tinanggea, dan terakhir ke Lanowulu dengan jarak 130 km yang ditempuh selama 3 jam. Ketiga: perjalan dimulai dari Kota Kendari menuju Lambuya, kemudian dilanjutkan ke Aopa, lalu menuju Lanowulu yang berjarak sekitar 145 km dengan waktu tempuh sekitar 4 jam.
Kendari-Punggaluku-Tinanggea-Lanowulu (+ 120 km) dengan waktu dua jam 30 menit, atau Kendari-Motaha-Tinanggea-Lanowulu (± 130 km) selama tiga jam, dan Kendari-Lambuya-Aopa-Lanowulu berjarak + 145 km dengan waktu tempuh sekitar empat jam menggunakan mobil.

Bagaimana Dengan Akomodasinya..?? 

Dilokasi wisata ini tersedia beberapa tempat peristirahatan bungalow dan wisma bagi para pengunjung yang ingin lebih lama menikmati keindahan alamnya,Pondok jaga, pusat informasi, camping ground, wisma tamu, menara pandang/pengamat, dermaga, jalan setapak dan lain-lain Juga sudah tersedia di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.

Kapan Sebaiknya Saya Kesana ?

Untuk Sahabat TravelEsia Yang Ingin Berkunjung ke Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d Oktober setiap tahunnya.

Know Before You Go...!!!!

  • Letak Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terbagi ke dalam 2 wilayah kabupaten dan 1 kota, yaitu Kota Kendari, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.
  • Kegiatan yang ditawarkan : Rekreasi dan pariwisata alam antara lain lintas hutan, pengamatan satwa, berjemur di pantai, foto hunting, hiking, berkemah, memancing dan sebagainya.
  • Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Mempunyai iklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 1.500 - 2.000 mm per tahun dengan suhu udara antara 20° - 33° C. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdiri dari hutan hujan tropika pegunungan rendah, hujan tropika dataran rendah, hutan rawa, savana dan hutan bakau.
  • Savannah juga jadi tempat mencari makan rusa. Sedangkan di savannah Lanowulu dan Langkowala menjadi tempat jelajah utama monyet hitam khas Sulawesi Tenggara atau yang bernama latin Macaca ochreata. 
  • Beberapa jenis elang dilindungi khas Sulawesi juga hidup pada ekosistem ini, salah satu diantaranya elang Sulawesi. Selain itu, savannah jadi penyanggah yang menahan laju erosi dan endapan lumpur pada muara ekosistem mangrove. 
  • Ekosistem savannah yang dulunya hanya satu kawasan, kini sudah terbelah dua secara permanen dengan dibukanya jalan trans Konsel-Bombana. Bisa jadi kondisi itu mengancam kelangsungannya. Padahal savannah masih menyimpan bermacam keunikan kawasan. Misalnya saja, menjadi hunian satwa langka prioritas nasional seperti maleo, kakatua jambul kuning dan anoa dataran rendah.
Jadi bagaimana Sahabat NusaPedia Apakah Anda tertarik Untuk Menapaki Lebih Dekat Konservasi Mangrove Nusantara.Jika Anda Berkunjung ke Sulawesi Tenggara jadikanlah Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai , Taman Nasional Wakatobi , Pulau Hoga Sebagai Destinasi Wisata Anda.mari Kita Dukung Indonesia Untuk Menjadi destinasi Wisata Dunia.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg