BREAKING NEWS

Menu

Virus Corona : Kenali Virusnya , Penularan,Gejala Dan Tips Pencegahanya


Virus Corona : Kenali Virusnya , Penularan,Gejala Dan Tips Pencegahanya


Virus Corona - Seperti yang telah kita ketahui bersama, pada 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) menyatakan pneumonia of unknown etiology di Kota Wuhan, China. Pneumonia ini disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru (2019-nCoV) yang belum pernah terdeteksi pada manusia. 

Dunia digegerkan dengan virus Corona baru berasal dari China yang telah menjangkit lebih dari 800 orang dan membunuh 41 warga China, dan masih menyebar ke negara-negara lain. 

Kondisi darurat mencuat seiring dengan ketakutan penyebaran epidemi penyakit saat ratusan juta manusia bepergian ke China, atau ke wilayah Asia lain. 

Mengenal Virus Corona 

Kata "Corona " berasal dari bahasa Latin yang artinya crown atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota (lihat gambar). Bentuk mahkota ini ditandai oleh adanya "Protein S " yang berupa sepatu, sehingga dinamakan spike protein, yang tersebar disekeliling permukaan virus (tanda panah).
  
Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( Google )


"Protein S " inilah yang berperan penting dalam proses infeksi virus terhadap manusia. Gambar mikroskop Coronavirus. Diambil dari home page Queen University Belfast, UK). 

Tampak pada panah "Protein S " disekeliling permukaan virus sehingga membuat bentuk virus seperti mahkota. Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm. Karena itu, pencegahan infeksi Coronavirus akan efektif bila menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm. 

Virus ini pertama kali diisolasi pada tahun 1965, dari cairan hidung seorang anak yang menampakan gejala pilek (common cold), yang biasanya disebabkan oleh infeksi Rhinovirus atau virus Influenza. 

Dan, kenyataannya, memang sulit sekali membedakan antara gejala infeksi Rhinovirus, virus Influenza dan Coronavirus. Ini juga merupakan kendala untuk menentukan virus penyebab SARS. 

Karena bila sesuatu virus ditemukan dari pasien yang bukan pengidap SARS dan itu dinyatakan sebagai penyebab SARS akan mengakibatkan kesalahan yang fatal. Artinya, seleksi pasien merupakan hal yang sangat penting untuk penentuan virus penyebab SARS. 

Virus ini memiliki RNA positive sebagai genomnya, dan biasanya sering disebut virus RNA. Mutasi virus terjadi pada saat replikasi dan virus RNA bermutasi sekitar 1 juta kali lebih cepat dari pada virus DNA. 

Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( france24.com )


Kalau virus DNA mempunyai kecepatan mutasi 10-8 sampai 10-11 nukleotida setiap kali proses replikasi, virus RNA berkecapatan 10-3 sampai 10-4. Karena itu, tidak bisa dimungkiri bahwa virus penyebab SARS adalah Coronavirus yang sudah bermutasi. Panjang genom Coronavirus berkisar antara 27 sampai 32 kilobasa. 

Genom ini membentuk protein-protein pembentuk tubuh virus seperti fosfoprotein N, glikoprotein M, protein E, protein S, dan glikoprotein HE, dan prtotein-protein atau enzim-enzim yang perlu untuk replikasi virus itu sendiri. 

Selain menginfeksi manusia, Coronavirus juga menginfeksi binatang seperti babi, anjing, kucing, tikus, kelinci, sapi, dan ayam. Pada binatang-binatang ini, infeksi virus ini umumnya juga menyebabkan gejala gangguan pernapasan (pneumonia) seperti halnya pada manusia. 

Namun virus ini sangat host-specific, sehingga Coronavirus yang menginfeksi salah satu binatang hanya menginfeksi binatang tersebut. Virus tersebut tidak bisa menginfeksi binatang lain dan bahkan manusia. 

Virus ini tidak stabil di udara, dan hanya mampu hidup selama 3 jam, sehingga kecil sekali kemungkinan penularan lewat udara. Kemungkinan besar penularan virus ini adalah lewat bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kepada orang yang dekat dengannya

Replikasi Coronavirus 

Kebanyakan Coronavirus hanya menginfeksi sel dari species induknya dan species yang berhubungan dekat dengan induknya. Pada sel induk tersebut, Coronavirus hanya bisa berkembang-biak pada jaringan tertentu saja. Artinya, sel dan jaringan untuk perkembang-biakan virus ini sangat spesifik. Kespesifikan ini ditentukan oleh sifat dan distribusi molekul reseptor dari pihak sel dan variasi sekuen "Protein S " dari pihak virus itu sendiri. 

Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( slideplayer.info )


Replikasi Coronavirus berlangsung di sitoplasma sel dan virus ini juga bisa berkembang-biak di sel yang sudah diambil nucleus-nya (enucleated cells). Dalam percobaan di luar tubuh (in vitro), actinomycin D bisa menghambat replikasi Coronavirus di dalam sel. 

Namun belum ada studi tentang efektifitas antibiotik ini secara klinis. Karena itu, belum ada keputusan apakah antibiotik bisa menekan perkembang-biakan virus ini di dalam tubuh manusia. Proses replikasi Coronavirus secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama-tama virus mengikat sel melalui interaksi antara "Protein S " dan reseptor. 

Setelah itu virus masuk ke dalam sel dan genom RNA virus keluar dari selaput virus. Kemudian sebagian genom RNA berfungsi sebagai mRNA dan sebagian sebagai templet untuk sintesa RNA negatif. Genome yang berfungsi sebagai mRNA ditranslasikan menjadi berbagai protein-protein. 

Diantara protein-protein ini, ada yang berfungsi untuk pembentuk tubuh virus dan ada yang berfungsi untuk proses replikasi/multiplikasi RNA. Sementara sebagian genome RNA lainnya digunakan untuk sintesa RNA negatif. RNA negatif ini, kemudian dijadikan templet lagi untuk sintesa RNA positif. 

Demikian seterusnya proses ini berlangsung berulangkali. Dengan proses ini akhirnya RNA positif yang menjadi genom akan bertambah banyak. 

RNA positif yang sudah dimultiplikasi dibungkus oleh protein-protein pembentuk tubuh virus, sehingga terbentuk virus baru (progeny). Virus baru ini akhirnya keluar dari sel dan memiliki fungsi sebagai virus biasa yang bisa menginfeksi sel berikutnya.

Mutasi Coronavirus 

Mutasi virus RNA, tidak hanya Coronavirus, biasanya terjadi pada saat proses replikasi RNA. Pada proses ini, RNA negatif disintesa dari RNA positif atau sebaliknya. 

Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( Google )


Sintesa ini dilakukan oleh enzim RNA polimerase dan sekuen RNA yang disintesa adalah yang komplemen dengan templet. Pada saat sintesa RNA ini, RNA polimerase terkadang salah baca sehingga yang terbentuk bukanlah sekuen yang komplemen dengan templat. 

Alhasil, sekuen yang terbentuk adalah yang sudah termutasi. Untuk virus DNA, dimana yang berperan adalah DNA polimerase, kesalahan yang sama juga terjadi. 

Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( Google )

Tatapi kesalahan ini bisa diperbaiki, karena untuk replikasi DNA ada enzim exonuclease yang berfungsi sebagai "proof-reading " atau "error correction ". Artinya, kalau ada sekuen yang disintesa tidak komplemen dengan template, enzim exonulease ini akan membuang sekuen terebut, dan baru kemudian proses sintesa jalan kembali. 


Perbedaan inilah sebenarnya yang menyebabkan virus RNA, yang di dalamnya termasuk Coronavirus, bermutasi jauh lebih cepat daripada virus DNA. 


Nah sejauh mana Coronavirus yang diduga sebagai penyebab SARS ini bermutasi Hasil analisa tim dari The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, menunjukan bahwa gen protein dari protein-protein yang membentuk tubuh Coronavirus penyebab SARS jauh berbeda dengan Coronavirus yang diketahui selama ini, baik dibandingkan dengan virus yang menginfeksi manusia maupun binatang. 

Berdasarkan antigennya Coronavirus dibagi atas tiga kelopmpok. Lebih terperinci lagi, hasil analisa gen dan asam amino pembentuk protein N, protein S, dan protein M menunjukan bahwa Coronavirus SARS terpisah dari ketiga kelompok ini. 

Artinya, Coronavirus yang menjadi penyebab SARS adalah jenis Coronavirus yang baru yang merupakan hasil dari mutasi. Dan virus ini diberi nama virus SARS. (NTR) Sumber : Berita IPTEK Penulis : Dr. Andi Utama, Saff Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI 

Gejala Virus Corona

Apa gejalanya? Pasien yang pernah terpapar dengan virus tersebut memiliki gejala demam, bernafas pendek, dan batuk-batuk. 

Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( cnn.com )


Virus ini juga dapat menyebabkan pneumonia atau radang paru-paru, sebuah infeksi yang menyerang paru dan dapat menyebabkan paru terisi dengan cairan atau nanah. Masyarakat lanjut usia lebih rentan tertular oleh virus ini daripada anak muda. 

Setelah virus ini menyebar di bulan Desember tahun lalu, virus ini telah menular lebih dari ratusan orang di Cina. Kasus yang sama juga telah ditemukan di Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( cnn.com )



Gejala yang timbul dari virus tersebut adalah demam, lemas, batuk, dan sesak atau kesulitan bernafas. Beberapa kondisi ditemukan lebih berat. Orang dengan lanjut usia atau sedang memiliki penyakit penyerta lainnya memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. 

Adapun, dampak terburuk yang dapat terjadi adalah infeksi berat (sepsis), kondisi shock, gagal pernafasan, dan meninggal. 

Indikasi-indikasi medis yang dapat menyatakan bahwa seseorang terserang virus tersebut adalah indikasi medis yang dalam masuk kategori suspect (terduga) yaitu pasien dengan gejala yang telah disebutkan sebelumnya namun dalam kondisi yang berat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tanpa etiologi (bakteri atau virus) yang jelas dan minimal memenuh satu dari kriteria seperti riwayat perjalanan ke Wuhan, China selama 14 hari terakhir. 

Kriteria lain yang bisa jadi indikasi adalah pasien merupakan petugas kesehatan yang merawat pasien infeksi akut respirasi yg berat. Kriteria lainnya adalah kontak erat dengan pasien probable case nCoV selama 14 hari terakhir, atau berkunjung ke pasar hewan hidup di Wuhan, China, atau pengunjung atau petugas kesehatan di Rumah Sakit yang dilaporkan menangani kasus nCoV tersebut.

Tips Pencegahannya

1. Masyarakat dihimbau untuk melakukan upaya proteksi diri  

Dengan maraknya pneumonia wuhan dari Cina pada akhir tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini sudah mulai menegaskan bahwa memang belum tersedia vaksin untuk mencegah virus corona jenis baru atau novel coronavirus (nCoV).Meskipun begitu, masyarakat diminta untuk melakukan berbagai upaya dalam memproteksi diri agar mencegah penularan virus tersebut.


Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( youtube.com )


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pun turut menyarankan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan masyarakat dalam menyikapi wabah pnuemonia apalagi sudah menginfeksi puluhan orang di pusat Kota Wuhan, Cina.Masyarakat disarankan untuk tetap menjaga kebersihan diri sendiri termasuk tangan, terutama sebelum memegang area mulut, hidung dan mata.

Usai beraktivitas dan memegang berbagai benda di sekitar, maka ada baiknya untuk mencuci tangan secara bersih dengan sabun dan air mengalir. 


2. Bagaimana mengatasi anak-anak yang terkena pneumonia? 

Kondisi pneumonia dapat terjadi karena adanya peradangan pada jaringan di salah satu atau kedua paru-paru. Hal ini disebabkan karena adanya infeksi bakteri, virus bahkan benda-benda kimia yang terhirup ke saluran pernapasan.Bila si Kecil yang masih balita memperlihatkan gejala pneumonia mulai dari batuk, demam, tidak nafsu makan hingga menggigil sebaiknya perlu segera berkonsultasi dengan dokter agar tidak semakin parah.

Jika tidak ditangani dengan baik, maka pneumonia dapat membuat anak-anak mulai kesulitan untuk bernapas bahkan asupan oksigen pun semakin berkurang.

Selain itu, ada beberapa makanan yang perlu dikonsumsi oleh anak-anak yang terkena atau baru saja memperlihatkan gejala pneumonia seperti:

  1. Buah yang kaya akan vitamin C dan antioksidan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta membantu dalam memerangi infeksi.
  2. Gandum utuh yang kaya akan vitam B, zink dan serat sangat penting untuk dikonsumsi karena mampu menjaga sistem pencernaan menjadi lebih lancar. 
  3. Bahkan anak-anak yang sudah memperlihatkan gejala pneumonia menjadi lebih berenergi.Makanan berprotein bisa meningkatkan energi serta membantu dalam memulihkan tubuhnya.
  4. Makanan probiotik seperti yoghurt, kefir hingga tempe dapat menghambat pertumbuhan patogen yang menjadi penyebab pneumonia.
  5. Sayuran organik yang kaya akan vitamin dan mineral penting dalam memulihkan penyakit, sehingga mampu mencegah lebih banyak infeksi yang mungkin dapat menyerang tubuhnya.
3. Bagaimana mengatasi bayi yang terkena pneumonia? 

Dilansir dari Baby Center, pneumonia sendiri dibagi menjadi 2 penyebab yakni bakteri dan virus. Bayi biasanya terkena pneumonia dari respiratory syncytial virus (RSV).

Logo Baru kemenkraf
Ilustrasi Bayi Terkena Pneumonia - Images Source : ( id.theasianparent.com )


Pneumonia memang termasuk yang cukup membahayakan, namun WHO mengatakan bahwa ada beberapa langkah yang bisa dilakukan bila penyakit ini sampai menyerang bayi seperti melakukan proteksi sedini mungkin.Mama perlu memberikan ASI secara eksklusif, nutrisi yang cukup dari makanan, menjauhkan dari asap rokok dan polutan lainnya hingga menjaga kebersihan si Kecil.

Pencegahan pneumonia yang gejalanya bisa terjadi pada bayi dapat dicegah dengan memberikan imunisasi lengkap. IDAI pun telah merekomendasikan pemberian imunisasi PCV untuk anak usia 2 bulan hingga 5 tahun.

Bila ada gejala yang mencurigakan, maka ada baiknya melakukan deteksi dini agar pneumonia tidak semakin berkembang dan pengobatan dapat segera dilakukan.

Seperti yang diketahui bahwa hingga saat ini penyebab pasti dari virus Corona belum diketahui dan pengobatannya belum ditemukan dengan jelas.

4.Pencegahan Tertular Virus Corona

Logo Baru kemenkraf
Images Source : ( Google )


Ada beberapa cara pencegahan yang mudah dilakukan untuk terhindari dari virus Corona, yaitu sebagai berikut:

  1. Menggunakan masker tertutup saat berpergian karena udara bisa jadi media penyebaran.
  2. Lalu, hindari untuk melakukan kontak langsung dengan hewan.
  3. Hindari orang yang sedang sakit, terutama jika orang tersebut menderita demam, batuk atau kesulitan bernafas.
  4. Selain itu, sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
  5. Usahakan juga untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci karena kebersihan diri dapat mencegah tubuh terinfeksi virus tersebut.
  6. Jaga kondisi tubuh dan cukupi asupan nutrisi harian agar selalu tetap fit dan terhindar dari wabah virus corona. 
  7. Hindari juga tempat ramai, jika tidak ada keperluan mendesak.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg