BREAKING NEWS

Menu

Mengenal Kelezatan Kuliner Khas Makasar


Wisata Kuliner Makasar - TravelEsia - Wisata Kuliner Makasar - Sahabat TravelEsia,Kali Ini TravelEsia Magazine Akan menyuguhkan Salah satu kota kuliner terkenal di nusantara.Kota Yang satu ini memiliki wisata kuliner yang luar biasa yang membuat mereka ingin selalu datang dan menikmati kenikmatan kuliner dari kota yang satu ini.
kuliner khas makasar

Kuliner Makasar

Kota Makassar biasa juga disebut Kota Daeng atau Kota Anging Mamiri. Daeng adalah salah satu gelar dalam strata atau tingkat masyarakat di Makassar atau di Sulawesi Selatan pada umumnya, Daeng dapat pula diartikan "kakak". Ada tiga klasifikasi "Daeng", yaitu : nama gelar, panggilan penghormatan, dan panggilan umum. Sedang Anging Mamiri artinya “angin bertiup” adalah salah satu lagu asli daerah Makassar yang sangat populer pada tahun 1960-an. Lagu ini sangat disukai oleh Presiden Republik Indonesia, Ir.Soekarno ketika berkunjung ke Makassar pada tanggal 5 Januari 1962.

Secara geografis Kota Makassar berada pada koordinat antara 119º 18' 27,79" - 119º 32' 31,03" Bujur Timur dan antara 5º 3' 30,81" - 5º 14' 6.49" Lintang Selatan, atau berada pada bagian barat daya Pulau Sulawesi dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar antara 0 - 25 m. Karena berada pada daerah khatulistiwa dan terletak di pesisir pantai Selat Makassar, maka suhu udara berkisar antara 20º C - 36º C, curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm.

Letak geografis yang kota makasar yang dilintasi oleh garis khatulistiwa maka suhu udara di makasar mempengaruhi keanekaragaman kuliner di kota tersebut.Mari Sahabat TravelEsia Kita Bahas kelezatan-kelezatan kuliner apa saja yang terdapat di kota makasar.Berikut TravelEsia rangkum untuk anda

1.Coto Makassar

Kuliner Khas Makasar
Coto Makassar atau Coto Mangkasara adalah makanan tradisional Makassar, Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus.

Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dimakan dengan ketupat dan "burasa". Saat ini Coto Mangkasara sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai di warung pinggir jalan hingga restoran. Tidak ada catatan resmi mengenai salah satu makanan khas tradisional Makassar ini. Coto Makassar diduga sudah ada sejak jaman kerajaan Gowa yakni Somba Opu yang pernah berjaya pada tahun 1538.

Coto Makassar merupakan hidangan seni bercitarasa tinggi yang menjadi hidangan khusus bagi para kalangan istana kerajaan Gowa. Namun sebagian pula ada yang mengatakan bahwa kuliner ini diciptakan oleh rakyat jelata dan disajikan kepada para pengawal kerajaan sebelum bertugas untuk menjaga kerajaan di pagi harinya.

Cita rasa coto makassar disempurnakan oleh adanya perpaduan tradisi makanan Cina yang memang sudah hadir pada abad ke 16. Pemakaian bumbu ramuan kuno Cina yakni sambal Tao-co dipadu dengan 40 macam ramuan rempah lokal ( Rampah Patang Pulo) yang merupakan bumbu lokal. Dengan adanya perpaduan bumbu tersebut maka coto Makassar menjadi makanan berkuah khas dengan aroma bumbu rempah yang pekat.

Keunikan coto makassar lainnya yaitu selain daging, juga terdapat jeroan berupa hati, jantung, limpa, usus dan lainnya dimana jeroan biasanya tidak ditemukan pada jenis masakan sup manapun. Dengan cara pengolahan tertentu, jeroan tersebut menjadi pelengkap utama kelezatannya. Tanpa jeroan, coto Makassar kehilangan sensasinya.

2. Konro

kuliner khas makasar
Sop Konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi Bugis dan Makassar. Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan ketupat kecil yang dipotong-potong terlebih dahulu.

Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar. Konro aslinya dimasak berkuah dalam bentuk sup yang kaya rempah, akan tetapi kini terdapat variasi kering yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas konro.

3. Pallubasa

kuliner khas makasar
Pallubasa adalah makanan tradisional Makassar, Sulawesi Selatan. Seperti Coto Mangkasara (Coto Makassar), Pallubasa juga terbuat dari jeroan (isi dalam perut) sapi atau kerbau. Proses memasak pun hampir sama dengan Coto Makassar, yakni jeroan direbus dalam waktu lama.

Setelah matang, jeroan ditambah dengan daging itu diiris-iris, kemudian ditaruh/dihidangkan dalam mangkuk. Yang membedakan dengan Coto Makassar adalah bumbunya yang diracik khusus. Kemudian kalau Coto Makassar dimakan bersama ketupat, sementara Pallubasa dimakan bersama nasi putih.

4.Sop Saudara

kuliner khas makasar
Sop saudara merupakan masakan khas dari Sulawesi Selatan berupa hidangan berkuah dengan bahan dasar daging sapi yang biasanya disajikan bersama bahan pelengkap seperti bihun, perkedel kentang, jeroan sapi (misalnya, paru goreng), dan telur rebus.

Masakan ini umum dikonsumsi bersama dengan nasi putih dan ikan bolu (bandeng) bakar. Nama Sop Saudara yang unik ini dipilih karena terinspirasi dari nama "coto paraikatte" (biasa dijadikan nama warung yang menjual Coto Makassar). Dalam bahasa Makassar "paraikatte" berarti "saudara" atau "sesama"

5. Kapurung

kuliner khas makasar
Kapurung adalah salah satu makanan khas tradisional di Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat daerah Luwu (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur) Makanan ini terbuat dari sari atau tepung sagu. Di daerah Maluku dikenal dengan nama Papeda. 

Kapurung dimasak dengan campuran ikan atau daging ayam dan aneka sayuran. Meski makanan tradisional, Kapurung mulai populer. Selain ditemukan di warung-warung khusus di Makassar juga telah masuk ke beberapa restoran, bersanding dengan makanan modern.Di daerah Luwu sendiri nama Kapurung' ini sering juga di sebut Pugalu.

Bagaimana Sahabat TravelEsia Keanekaragaan Wisata Kuliner Makasar ini sudah menambah khasanah ilmu pengetahuan anda mengenai kelezatan dan keanekaragaman panganan khas nusantara.Selalu Nantikan Artikel TravelEsia Lainnya.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg