BREAKING NEWS

Menu

Taman Nasional Bantimurung : Mengunjungi Surga Keananekaragaman Kupu-kupu Nusantara


Taman Nasional Bantimurung - Sulawesi Selatan - Taman Nasional Bantimurung Merupakan Taman Nasional Kedua Yang Berada Di Provinsi Sulawesi Selatan.Taman Nasional Bantimurung begitu indah dengan keragaman jenis tumbuhan dan satwa yang menaungi kawasan Taman Nasional Bantimurung selalu saja menjadi primadona bagi anda yang ingin menikmati keindahan alam dari sisi yang berbeda

Taman Nasional Banti Murung

Taman Nasional Bantimurung

yang memiliki luas sekitar 43.750 ha ini memang spesial.Secara administrasi pemerintahan, kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung terletak di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan. Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Kabupaten Bone. Kawasan taman nasional ini terletak di dalam 10 wilayah administrasi kecamatan dan 40 wilayah administrasi kelurahan/desa.

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung merupakan kawasan pegunungan kapur yang cukup hijau. Kawasan ini menjadi tempat favorit bagi kupu-kupu sebagai tempat tinggal maupun berkembang biak, sehingga di sana sangat mudah menjumpai kawanan kupu-kupu yang terbang dengan bebas. Kurang lebih ada 20 spesies kupu-kupu cantik yang hidup di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Mengapa Saya Harus Kesana ?

Taman Nasional Banti Murung
Pada kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung telah terdaftar sebanyak 365 species satwa liar. Daftar jenis satwa liar tersebut dihimpun dari berbagai sumber yang dapat dipercaya serta hasil dari kegiatan identifikasi jenis yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sendiri. 

Jenis-jenis satwa liat tersebut terdiri dari 6 species mamalia, 73 species aves, 7 species Amphibi, 19 species Reptilia, 224 species Insecta, serta 27 species Collembola, Pisces, Moluska. Dari 356 species satwa liar yang telah terdaftar pada Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, 30 species diantaranya adalah species satwa liar yang dilindungi undang-undang. Taman Nasional BantimurungBulusaraung dikenal ke segala penjuru dunia dengan potensi Kupu-Kupunya.

Beragam jenis kegiatan wisata dapat dilakukan di dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Aktifitas wisata yang telah lama berlangsung dan ramai dikunjungi oleh wisatawan adalah wisata tirta di Air Terjun Bantimurung. Aktifitas wisata tirta di kawasan Air Terjun Bantimurung tersebut dapat dirangkaikan pula dengan kegiatan penelusuran gua serta menikmati keindahan warna warni kupu-kupu di habitat aslinya.

Terdapat juga kawasan Pattunuang Asue juga dapat dilakukan aktifitas wisata yang beragam, mulai dari wisata tirta sampai dengan pengamatan satwa unik. Tracking dapat juga dilakukan pada konpleks Pegunungan Bulusaraung. Kawasan ini telah banyak dikenal oleh para pendaki gunung, terutama kalangan pencinta alam.

Taman Nasional Banti Murung
Selusur gua dapat dilakukan di banyak tempat pada ekosistem karst Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Sampai saat ini telah tercatat 16 buah gua yang ditemukan pada eks kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung dan pada wilayah eks cagar alam Bantimurung terdapat 34 gua. Pada eks kawasan taman Wisata Alam Gua Pattunuang telah ditemukan 40 gua. Gua-gua ini masih alami dan belum mengalami perubahan oleh aktivitas manusia. Pada eks cagar alam Karaenta juga ditemukan banyak gua. Di wilayah inilah terdapat gua terpanjang diantara gua yang ada di Kabupaten Maros. Gua yang paling dikenal di wilayah tersebut adalah Gua Salukkang Kallang.

Selain gua-gua tersebut di atas yang berpotensi untuk wisata alam selusur gua, pada kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dapat pula dilakukan selusur gua untuk tujuan wisata budaya. Kawasan arkeologis atau situs tersebut adalah kawasan yang mengandung peninggalan hasil budaya manusia atau cagar budaya yang harus diamankan, dilindungi, dan dimanfaatkan.

Taman Nasional Banti Murung
Sebelum melangkah lebih lanjut ke area Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang lebih dalam, tidak jauh dari gapura kupu-kupu terdapat Taman Kupu-Kupu yang memiliki ukuran cukup besar. Anda bisa mampir sejenak ke taman ini untuk melihat kupu-kupu di dalam sangkar besar. Anda juga bisa masuk di dalam sangkar dan melakukan trekking dengan jarak yang cukup jauh, sekitar 650 meter, serta melihat aneka ragam kupu-kupu cantik di dalamnya. Kupu-kupu yang terdapat di sangkar raksasa ini merupakan hasil budidaya dari Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Bersebelahan dengan Taman Kupu-Kupu, terdapat laboratorium yang digunakan untuk membudidayakan kupu-kupu. Kupu-kupu yang telah bertelur di Taman Kupu-Kupu dan telurnya menjadi ulat, akan diambil untuk selanjutnya disimpan dan dibesarkan di laboratorium.
Ulat-ulat yang telah menua akan berubah menjadi kepompong, yang selanjutnya tumbuh menjadi seekor kupu-kupu. Kupu-kupu muda ini dibiarkan terlebih dahulu di dalam kandang di laboratorium selama kurang lebih dua hari sebelum dilepaskan di sangkar raksasa yang merupakan tempat terbuka.
Umumnya kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki siklus hidup selama tiga hingga empat bulan. 

Taman Nasional Banti Murung
Itu berlaku untuk kupu-kupu yang berkembang secara mandiri dan tidak berada di dalam sangkar maupun dikembangbiakkan. Namun, untuk kupu-kupu yang berada di dalam sangkar Taman Kupu-Kupu dan dikembangbiakkan di laboratorium ini memiliki siklus hidup yang lebih pendek, yakni hanya sekitar dua bulan saja. Selain itu, kupu-kupu yang telah dilepaskan di dalam sangkar raksasa tidak seagresif kupu-kupu yang tumbuh secara liar.

Melihat dari dekat proses perkembangan kupu-kupu mulai dari bentuk telur, ulat, kepompong, dan menjadi seekor kupu-kupu dewasa tentu akan sangat menyenangkan. Apalagi Anda bisa berjalan-jalan di dalam sangkar raksasa sembari melihat kupu-kupu di sana dari dekat. Untuk masuk ke Taman Kupu-Kupu dan laboratorium, Anda cukup membayar Rp 5.000.

Bagaimana Cara Saya Kesana ?

Taman Nasional Banti Murung
Untuk ke Bantimurung, transportasi umum yang bisa diandalkan adalah pete-pete. Dari Kota Makassar carilah pete-pete dengan tujuan Terminal Daya. Awalnya saya mendapat info dari Mas Lomardasika bahwa dari Terminal Daya naik pete-pete tujuan Pangkajene dan turun di Maros. Cukup banyak kok pete-pete dengan rute ini. 

Tapi Anda mungkin tidak akan melihat tulisan Pangkajene di pete-pete, melainkan Maros/Pangkep. Pangkep merupakan singkatan dari Pangkajene Kepulauan. Sama saja kan? Perjalanan dari Terminal Daya hingga Maros tidak terlalu lama karena jaraknya juga tidak terlalu jauh, mengingat Terminal Daya sendiri sudah berada di perbatasan antara Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Ongkos pete-pete dari Daya ke Maros adalah 4.000. 

Sesampainya di Maros mintalah diturunkan di Pasar Maros. Di Pasar Maros inilah tempat pete-pete menuju Bantimurung.Saat perjalanan mendekati wilayah Bantimurung, mulai terlihat perbukitan-perbukitan karst yang memang menjadi ciri khas Maros. Udaranya pun cukup sejuk. Yang agak mengagetkan saya adalah semua penumpang saat itu turun di depan Pasar Pakalu yang tidak jauh dari jalan masuk ke Goa Leang-Leang. 

Pasar Pakalu hingga Taman Nasional Bantimurung sudah tidak jauh, kurang lebih 1 km saja. Saya diantar masuk hingga area parkir taman nasional.Ongkos dari Pasar Maros sampai di Bantimurung tadi hanyalah 3.000. Mungkin karena jaraknya memang yang tidak terlalu jauh

Bagaimana Dengan Akomodasinya..??

Taman Nasional Banti Murung
Dilokasi wisata ini tersedia beberapa tempat peristirahatan bungalow dan wisma bagi para pengunjung yang ingin lebih lama menikmati keindahan alamnya. Di sepanjang jalan masuk ke lokasi terdapat sejumlah pedagang souvenir kupu-kupu berbentuk gantungan kunci ataupun hiasan dinding dengan harga bekisar antara Rp. 5000 hingga Rp. 25.000.

Saat berada di kawasan Taman Nasional Bantimurung, jangan lewatkan tempat penangkaran kupu-kupu yang berada tidak jauh dari loket pembelian karcis masuk. Sebaiknya anda mengunjungi tempat ini dahulu sebelum masuk lebih dalam ke kawasan Taman Nasional agar dapat lebih mengerti segala hal yang berhubungan dengan siklus hidup kupu-kupu dengan melihatnya secara langsung.

Kapan Sebaiknya Saya Kesana ?

Untuk Sahabat TravelEsia Yang Ingin Berkunjung ke Taman Nasional Bantimurung , Taman Nasional Taka Bonerate Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.

Know Before You Go...!!!!

  • Pengembangan kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung diarahkan dengan brand image “The Kingdom of Butterfly”
  • Pengembangan kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sebagai kawasan wisata minat khusus
  • Khusus untuk Taman Wisata Alam Bantimurung bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata massal dengan atraksi kegiatan yang beraneka ragam (wisatas tracking, tirta, camping, outbound, pengamatan kupu-kupu)
  • Masih tingginya tingkat kerawanan kawasan, baik dari aktifitas penebangan liar dan perdagangan kayu illegal, perambahan kawasan, kebakaran hutan dan kegiatan pertambangan tanpa izin.
  • Potensi kawasan #Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang merupakan ekosistem unik serta keanekaragaman hayati yang ada didalamnya.
  • Memiliki daya tarik wisata alam yang lengkap, seperti: aneka ragam jenis kupu-kupu, air terjun, sungai untuk bermain, gua, landscap pegunungan dan hutan alam
  • Memiliki daya tarik wisata budaya lokal, kerajinan dan makanan lokal
  • Memiliki daya tarik buatan seperti museum kupu-kupu
  • Aksesibilitas yang mudah dari kota Makassar, Maros, Bone, dan Bandara Udara Internasional Hasanuddin
  • Status lahan dimiliki pemerintah sehingga mudah dalam pengelolaannya
Jadi bagaimana Sahabat NusaPedia Apakah Anda tertarik Untuk Surga Kerajaan Kupu-kupu Di Indonesia.Jika Anda Berkunjung ke Sulawesi Selatan jadikanlah Taman Nasional Bantimurung , Taman Nasional Taka Bonerate Sebagai Destinasi Wisata Anda.mari Kita Dukung Indonesia Untuk Menjadi destinasi Wisata Dunia.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg