BREAKING NEWS

Menu

Rambu Solo : Upacara Adat Perayaan Hidup Kedua di Tana Toraja


Rambu Solo - Toraja - Eksotisme Keragamana Budaya Indonesia Selalu Saja Menarik Untuk Dibicarakan.Apalagi Keragamana Budaya Indonesia ini Telah membuat bangsa indonesia menjadi destinasi wisata dunia yang ingin mengenal lebih jauh tentang adat istiadat dan kebudayaan yang melambangkan keramahan dan keindahan sebuah negara

Upacara Adat Rambu Solo

Merupakan upacara Adat yang Unik.Tiap daerah punya tradisi masing-masing untuk menghormati kematian. Jika di Bali kita kenal dengan istilah Ngaben, di Sumatera Utara, Sarimatua, maka di Tana Toraja dikenal dengan upacara Rambu Solo’. Persamaan dari ketiganya: ritual upacara kematian dan penguburan jenazah. 

Di Tana Toraja sendiri memiliki dua upacara adat besar yaitu Rambu Solo’ dan Rambu Tuka. Rambu Solo’ merupakan upacara penguburan, sedangkan Rambu Tuka, adalah upacara adat selamatan rumah adat yang baru, atau yang baru saja selesai direnovasi.

Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan anisme politeistik yang disebut aluk, atau “jalan” (kadang diterjemahkan sebagai “hukum”). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta.Alam semesta, menurut aluk, dibagi menjadi dunia atas (Surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah.

Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya. Hewan tinggal di dunia bawah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar, bumi adalah tempat bagi umat manusia, dan surga terletak di atas, ditutupi dengan atap berbetuk pelana. Dewa-dewa Toraja lainnya adalah Pong Banggai di Rante (dewa bumi), Indo’ Ongon-Ongon (dewi gempa bumi), Pong Lalondong (dewa kematian), Indo’ Belo Tumbang (dewi pengobatan), dan lainnya.

Mengapa Saya Harus Kesana ?

Orang Toraja percaya bahwa setelah meniggal, arwah seseorang akan menempuh perjalanan ke PUYA. Puya ini sendiri adalah nama sebuah kampung di wilayah selatan tana toraja. Di sanalah dunia dimana para arwah berada, yang kemudian pada suatu waktu nanti akan mengalami transformasi kembali menjadi setingkat dewa yang berdiam di langit, tempat manusia dibentuk untuk pertama kalinya. Toraja menyebutnya to mebali puang.

Karena seseorang yang meninggal baru akan dianggap benar-benar telah meninggal setelah keseluruhan prosesi dalam upacara ini digenapi. Sebelum digenapi prosesinya, orang yang meninggal hanya dianggap sedang "sakit" atau "lemah", sehingga jasadnya tetap dibaringkan di tempat tidurnya serta kepadanya selalu duhidangkan makanan & minuman, sirih pinang atau rokok, bahkan tetap diajak berdialong sekalipun sudah tentu tidak akan memberikan suara. Mereka Yang Sudah mati tetap diperlakukan seperti orang yang belum mati. 

Rambu Solo’ merupakan acara tradisi yang sangat meriah di Tana Toraja, karena memakan waktu berhari-hari untuk merayakannya. Upacara ini biasanya dilaksanakan pada siang hari, saat matahari mulai condong ke barat dan biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari. Bahkan bisa sampai dua minggu untuk kalangan bangsawan. 

Kuburannya sendiri dibuat di bagian atas tebing di ketinggian bukit batu.Karena menurut kepercayaan Aluk To Dolo (kepercayaan masyarakat Tana Toraja dulu, sebelum masuknya agama Nasrani dan Islam) di kalangan orang Tana Toraja, semakin tinggi tempat jenazah tersebut diletakkan, maka semakin cepat pula rohnya sampai ke nirwana.

Upacara ini bagi masing-masing golongan masyarakat tentunya berbeda-beda. Bila bangsawan yang meninggal dunia, maka jumlah kerbau yang akan dipotong untuk keperluan acara jauh lebih banyak dibanding untuk mereka yang bukan bangsawan. Untuk keluarga bangsawan, jumlah kerbau bisa berkisar dari 24 sampai dengan 100 ekor kerbau. Sedangkan warga golongan menengah diharuskan menyembelih 8 ekor kerbau ditambah dengan 50 ekor babi, dan lama upacara sekitar 3 hari.

Tapi, sebelum jumlah itu mencukupi, jenazah tidak boleh dikuburkan di tebing atau di tempat tinggi. Makanya, tak jarang jenazah disimpan selama bertahun-tahun di Tongkonan (rumah adat Toraja) sampai akhirnya keluarga almarhum/ almarhumah dapat menyiapkan hewan kurban. Namun bagi penganut agama Nasrani dan Islam kini, jenazah dapat dikuburkan dulu di tanah, lalu digali kembali setelah pihak keluarganya siap untuk melaksanakan upacara ini.

Bagi masyarakat Tana Toraja, orang yang sudah meninggal tidak dengan sendirinya mendapat gelar orang mati. Bagi mereka sebelum terjadinya upacara Rambu Solo’ maka orang yang meninggal itu dianggap sebagai orang sakit. Karena statusnya masih ‘sakit’, maka orang yang sudah meninggal tadi harus dirawat dan diperlakukan layaknya orang yang masih hidup, seperti menemaninya, menyediakan makanan, minuman dan rokok atau sirih. Hal-hal yang biasanya dilakukan oleh arwah, harus terus dijalankan seperti biasanya.

Bagaimana Cara Saya Kesana ?

  1. Perjalanan Darat.
  2. Perjalanan darat dapat dimulai dari Makassar yang merupakan Ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Perjalanan ditempuh dengan menggunakan bis antar propinsi, dan untuk mendaftar dapat menuju terminal angkutan darat di Daya’. Bis yang dari dulu telah melayani angkutan penumpang ini adalah Fa Litha (saat ini adalah angkutan dengan armada bis terbesar) dan Liman serta beberapa bis besar dan kecil lainnya. Saat ini tarif bis tersebut berkisar Rp 75.000,-. Bis-bis angkutan tersebut sudah sangat nyaman dengan tersedianya WC di dalam bis serta berpendingin suhu dan kursi yang nyaman. Bis ini berangkat dengan jadwal tertentu.

    Alternatif lain bagi yang ingin lebih nyaman adalah menyewa mobil, biasanya sewa mobil tersebut berkisar 800rb – 1 juta rupiah untuk sekali perjalanan, harga tersebut bisa di nego.
    Perjalanan dari Makassar menuju Toraja berkisar antara 6-8 jam perjalanan.

    Rute darat akan menyusuri beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, dari Makassar kita akan melalui kota-kota Maros, Pangkep, Barru (disini bisanya bis akan berhenti untuk beristirahat pertama) setelah itu Pare-Pare (biasanya kota Pare-pare dianggap pertengahan jalan dari Makassar ke Toraja), kemudian kota Sidendreng, Enrekang (di wilayah kabupaten Enrekang bis akan berhenti kedua kalinya dan terakhir di dareah “Puncak”) setelah itu memasuki kabupaten Tana Toraja. Perjalanan di area Enrekang mendekati Toraja akan berkelak-kelok.Perbatasan antara Enrekang dan Tana Toraja ditandai dengan gapura di jembatan yang dilalui bertuliskan Selamat Datang di Tana Toraja.

    Perjalanan darat ini akan sangat dinikmati jika ditempuh pada siang hari, dimana pemandangan sangat indah.mulai dari pemandangan lepas pantai yang indah mulai dari Pangkep sampai saat mendekati Pare-Pare. Kemudian pemandangan pegunungan yang saat indah di kabupaten Enrekang setelah itu persawahan dan gunung-gunung di kabupaten Tana Toraja.


  3. Perjalanan Udara.
  4. Melalui bandara udara Hasanuddin di Makassar dengan menggunakan pesawat DAS (Dirgantara Air Service) perjalanan udara hanya ditempuh selama kurang lebih 45 menit ke Bandar udara Pongtiku di Rantetayo.

    Kemungkinan akan dibangun Bandara Udara yang lebih besar di Mengkendek untuk memenuhi kebutuhan angkutan udara yang semakin meningkat. Sehingga para penumpang dapat langsung terbang dari Bali atau kota lain di Indonesia menuju Tana Toraja.

    Harga tiket pesawat berkisar 200-an ribu, untuk mengetahui jadwal penerbangan saat ini dapat menghubungi kantor perwakilan DAS di Bandar Udara Hasanuddin Makassar

Bagaimana Dengan Akomodasinya ?

Jika Anda Yang Berasal Dari Luar tanah toraja,jangan khawatir di karenakan di lokasi ini untuk akomodasi dan penginapan sudahlah lengkap,mulai dari sekedar kamar ala kadarnya hingga hotel berbintang 4 juga sudah tersedia di lokasi ini.Jadi silahkan pilih sesuai dengan kebutuhan anda tentunya

Kapan Sebaiknya Saya Kesana ?

Untuk Melihat Tempat Perkuburan tanah toraja di mungkinkan sepanjang tahun,namun untuk menyasikan upacara adat Rambu Solo ada sebaiknya anda menghubungi pihak-pihak yang lebih jauh mengetahui kondisi di sini.Dikarenakan Upacara Adat Rambu Solo Memerlukan biaya dan waktu yang relatif banyak jadi biasanya apabila Upacara Adat Rambu Solo dilakukan,maka menjadi destinasi wisata yang di umumkan sehingga menarik wisatawan untuk melihat dan mengunjunginya

Know Before You Go

Jika Anda Berkunjung Ke Tanah Toraja Jangan Lupa Untuk Mengunjungi Kuburan Batu yang terletak di Desa Lemo, Kecamatan Sanggalange. Mengapa dinamakan kuburan batu? Sesederhana karena memang mayatnya dikuburkan di tebing-tebing batu. Selain dikuburkan di sana, dibuat juga replika manusia dari kayu lengkap dengan baju adatnya.

Beberapa kuburan di sana terlihat masih baru. Ada juga pahatan-pahatan yang baru dibuat sebagai persiapan sebagai tempat persemayaman terakhir orang-orang yang meninggal.
"Walau terlihat kecil, sebenarnya lubang di dalamnya besar sekali. Bisa menampung beberapa mayat,"

Setiap sisi tebing di bukit itu dipenuhi kuburan dengan replika manusia. Saya sempat mengitari tebing ke sisi-sisi yang berbeda dan selalu mendapati kuburan-kuburan batu yang lain., semakin ke belakang dan tersembunyi, berarti kasta atau tingkatan orang tersebut lebih rendah.

Di sekitar kompleks kuburan batu, banyak warga sekitar yang menjual kerajinan khas Toraja. Selain bentuknya yang khas, harganya juga tak terlalu mahal. Kain cantik buatan tangan sepanjang 2 meter misalnya hanya dihargai 60-80 ribu. Patung-patung khas atoraja dengan bentuk pasangan orang tua diharga 25-60ribu tergantung ukuran.

Di Kampung Bonoran di Kecamatan Kete Kesu, lokasi rumah-rumah adat Tongkonan. Ada dua belas rumah khas Toraja berjejer rapi di kedua sisi. Atap Rumah adat Tongkonan sekilas mirip tanduk kerbau,namun itu bukanlah tanduk kerbau melainkan melambangkan sebuah perahu

Menurut sejarah, nenek moyang orang Toraja dulu memang pelaut. Ketika sampai di daratan, mereka membuat rumah dengan memanfaatkan perahu-perahu mereka. 

Lokasi kuburan goa ini ada di daerah Londa, sebelah selatan Rantepao. Untuk melihat ke dalam goa, kita mesti menyewa lampu petromax seharga 25 ribu. Masuk ke goa ini mesti ekstra hati-hati, jalanan agak terjal, sempit, dan licin. Salah-salah bisa terpeleset.

Tips

  • 1. Menghormati setiap tempat yang dikunjungi. Tidak berbicara sembarangan atau bercanda yang berlebihan.
    2. Sesekali menepilah di tepian jalan Rantepao untuk menikmati sejenak panorama indah alam Toraja.
    3. Jangan membuang sampah sembarangan atau mencorat-coret. Ini memang pesan BIASA, tapi banyak sekali orang-orang yang tidak bertanggungjawab melakukan ini.
    4. Jika ingin membeli kerajinan berupa patung atau hiasan dinding, pengrajin di Desa Lemo dekat Kuburan Batu bisa menjadi pilihan. Murah dan banyak pilihan barangnya

Perkiraan Biaya Perjalanan

Pesawat Jakarta - Makassar PP : 950.000 (Rata-rata 400-500rb sekali jalan)
Bus Eksklusif Makassar - Toraja PP : 220.000 (Harga bervariasi 100-120rb sekali jalan. Semua Bus sangat nyaman karena rata-rata sudah Air Suspension)
Sewa motor : 65.000 (Minus bensin)
Penginapan : 150.000 (Double Bed, bisa ber-4)
Sewa Guide : 150.000 (Harga normal 200-250 ribu)
Masuk ke Lokasi Wisata : 5.000-10.000
Sewa Petromak di Goa Londa : 25.000

Bagaimana Sahabat TravelEsia,Apakah Anda Tertarik Untuk Mempelajari Rambu Solo atau adat istiadat Tanah Toraja Di Sulawesi Selatan Ini.Jika anda berkunjung ke Sulawesi Selatan sempatkan lah untuk menikmati keindahan dan keragaman adat istiadat Tanah Toraja.Mari Kita Dukung Indonesia Menjadi Destinasi Wisata Dunia

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg