Burung Tokhtor Sumatera atau dalam bahasa latinnya (Carpococcyx viridis) yang terancam punah ditangkap kamera untuk pertama kalinya di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Sumatra Utara melalui jaringan 120 kamera perangkap di kawasan
taman nasional. Diketahui hanya dari delapan spesimen, spesies ini
pernah dianggap punah dan baru ditemukan kembali pada tahun 1997. Dengan
perkiraan populasi hanya 50-249 individu dewasa, penampakan ini
menggarisbawahi pentingnya keanekaragaman hayati dan konservasi di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG).
Burung Tokhtor Sumatera merupakan burung penghuni permukaan tanah dengan
ukuran tubuh yang besar mencapai 60 cm. Kaki dan paruh berwarna hijau.
Mahkota hitam, sedangkan mantel, bagian atas, leher samping, penutup
sayap dan penutup sayap tengah berwarna hijau pudar. Bagian bawah tubuh
berwarna coklat dengan palang coklat kehijauan luas.
Burung Tokhtor Sumatera (carpoccocyx viridis) ( Sumber Gambar : fabosoul.com ) |
Hingga kini burung endemik Sumatera ini
termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia. Burung Tokhtor Sumatera didaftar sebagai satwa “Critically Endangered” (Kritis) yakni
status konservasi dengan keterancaman paling tinggi. Diduga populasinya
tidak mencapai 300 ekor.
Burung Tokhtor Sumatera dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Sumatran Ground-cuckoo, Sumatran Ground Cuckoo
dan mempunyai nama latin Carpococcyx viridis. Burung ini merupakan satu
dari tiga spesies Tokhtor yang ada di dunia selain Tokhtor Kalimantan
(Carpococcyx radiceus) yang endemik Kalimantan dan Coral-billed
Ground-cuckoo (Carpococcyx renauldi) yang terdapat di Thailand dan
Vietnam. Dulunya, Tokhtor Sumatera dan Tokhtor Kalimantan dianggap satu
spesies yang dinamai Tokhtor Sunda.
Mengenal Burung Tokhtor Sumatera : Sang Pengelana Sepi Hutan Taman Nasional Batang Gadis
Burung Tokhtor Sumatera (carpoccocyx viridis) |
Burung Tokhtor Sumatera dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Sumatran Ground-cuckoo, Sumatran Ground Cuckoo
dan mempunyai nama latin Carpococcyx viridis. Burung ini merupakan satu
dari tiga spesies Tokhtor yang ada di dunia selain Tokhtor Kalimantan
(Carpococcyx radiceus) yang endemik Kalimantan dan Coral-billed
Ground-cuckoo (Carpococcyx renauldi) yang terdapat di Thailand dan
Vietnam. Dulunya, Tokhtor Sumatera dan Tokhtor Kalimantan dianggap satu
spesies yang dinamai Tokhtor Sunda.
Burung Tokhtor Sumatera merupakan burung
penghuni permukaan tanah dengan ukuran tubuh yang besar mencapai 60 cm.
Kaki dan paruh berwarna hijau. Mahkota hitam, sedangkan mantel, bagian
atas, leher samping, penutup sayap dan penutup sayap tengah berwarna
hijau pudar. Bagian bawah tubuh berwarna coklat dengan palang coklat
kehijauan luas. Sayap dan ekor hitam kehijauan mengilap. Tenggorokan
bawah dan dada bawah hijau pudar, bagian bawah sisanya bungalan kayu
manis, sisi tubuh kemerahan. Kulit sekitar mata berwarna hijau, lila dan
biru.
Burung Tokhtor Sumatera hidup di
permukaan tanah dan memakan vertebrata kecil dan invertebrata besar.
Burung endemik Sumatera yang sangat langka dan terancam punah ini
termasuk binatang pemalu.
Burung Tokhtor Sumatera atau Sumatran
Ground Cuckoo (Carpococcyx viridis) merupakan binatang yang langka.
Burung endemik Sumatera ini termasuk dalam 18 burung paling langka di
Indonesia. Sejak terdiskripsikan pada 1916, burung ini tidak pernah
terlihat sekalipun hingga pada November 1997 di Taman Nasional Bukit
Barisan, seekor Tokhtor Sumatera berhasil difoto untuk pertama kalinya.
Burung Tokhtor Sumatera Tertangkap Kamera Pengamatan (Sumber Gambar : ksdae.menlhk.go.id ) |
Burung ini terdokumentasi kedua kalinya
lewat kamera trap di Taman Nasional Kerinci Seblat pada Tahun 2006. Baru
pada Januari 2007, tim survei satwa liar dari Wildlife Coservation
Society-Indonesia Program (WCS-IP) berhasil menangkap spesies burung
Tokhtor Sumatera hidup. Inipun setelah burung tersebut terperangkap
jeratan untuk menjebak Ayam Hutan.
Populasi burung Tokhtor Sumatera
(Carpococcyx viridis) diperkirakan hanya antara 50-250 ekor saja. Dengan
habitat (daerah persebaran) seluas 26.000 km persegi di Pegunungan
Barisan, Sumatera. Burung endemik yang langka ini mendiami hutan
pegunungan rendah dengan ketinggian antara 800-1000 meter dpl.
Pernah Dianggap Punah, Burung Ini ditangkap kamera untuk pertama kalinya di kawasan Taman Nasional Batang Gadis
Burung tokhtor sumatra (Carpococcyx viridis) yang terancam punah ditangkap kamera untuk pertama kalinya di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Sumatra Utara melalui jaringan 120 kamera perangkap di kawasan
taman nasional. Diketahui hanya dari delapan spesimen, spesies ini
pernah dianggap punah dan baru ditemukan kembali pada tahun 1997. Dengan
perkiraan populasi hanya 50-249 individu dewasa, penampakan ini
menggarisbawahi pentingnya keanekaragaman hayati dan konservasi di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG).
Penelitian dilakukan oleh Balai TNBG, yang merupakan bagian dari jaringan Tropical Ecology Assessment and Monitoring
(TEAM) telah mengidentifikasi dan mencatat setidaknya 37 spesies yang
tinggal di kawasan tersebut dan menangkap 6 spesies yang terancam punah
di kamera: trenggiling sunda, macan tutul sumatra, harimau sumatra,
burung tokhtor sumatra, tapir dan anjing liar asiatic. Spesies endemik
kuau kerdil sumatra dan sempidan sumatra juga terekam.
Sumber Video : Forest Cam - Ragam Satwa di Hutan Tapanuli Sumatera Utara Indonesia (INDOFLASHLIGHT)
Habis gelap terbitlah terang, mungkin
peribahasa ini layak untuk diungkapkan, sejak diresmikan pada tahun 2004
dan dibentuk tahun 2007, Tokhtor Sumatera muncul di kawasan Taman
Nasional Batang Gadis dan terjebak kamera trap untuk harimau sumatera
yang dipasang petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) pada tahun 2016.
Paul van Nimwegen, dari Conservation International Indonesia bekerjasama
dengan Balai Taman Nasional Batang Gadis mengidentifikasi burung yang
terjebak pada kamera trap tersebut.
Dari hasil identifikasi, disimpulkan
bahwa burung yang terjebak di dalam kamera trap adalah burung Tokhtor
Sumatera yang selama ini dianggap punah. Muncul dan terjebaknya burung
Tokhtor Sumatera dikawasan Taman Nasional Batang Gadis menjadi satu
titik terang di dunia burung. karena sebelumnya, dunia burung mengalami
kegelapan dikarenakan keberadaan burung jenis Tokhtor Sumatera yang
dianggap telah punah. Dan hal ini, burung Tokhtor yang selama ini
dianggap punah terbantahkan dengan hasil temuan dari kamera trap.
Belum banyak yang diketahui tentang
burung Tokhtor Sumatera. Namun, ini merupakan awal yang baik untuk
menindaklanjuti akan keberadaan Burung Tokhtor Sumatera ini dengan
melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Batang Gadis. Kedepannya,
burung Tokhtor Sumatera menjadi koleksi kekayaan keanekaraman satwa
yang harus dilestarikan di Taman Nasional Batang Gadis.
Mengenal Wilayah Hidup Burung Tokhtor Sumatera
Taman Nasional Batang Gadis |
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), yang diresmikan pada tahun 2004, terletak di jajaran pegunungan Bukit Barisan sebelah utara, sebagai bentang perwakilan tipe ekosistem Sumatra. Dikenal sebagai habitat tapir terpadat di Asia Tenggara dan salah satu rumah harimau sumatera yang langka. TNBG memiliki luas lebih dari 70.000 hektar dan terletak pada kisaran ketinggian 300 sampai 2.145 mdpl dengan titik tertingginya di puncak gunung Sorik Merapi. Secara administratif merupakan taman nasional ke 42 dari 52 taman nasional di Indonesia.
Kawasan ini berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatra
Utara di wilayah 10 kecamatan dan 32 desa, dinamai menurut sungai utama
yang mengalir melalui Madina – Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Gadis.
DAS ini merupakan sumber irigasi untuk sekitar 40.000 hektar sawah dan
menyediakan air bersih bagi lebih dari 400.000 penduduk (sumber: BPS, Madina dalam Angka, 2016).
Kawasan ini dikelilingi hutan lindung, hutan produksi terbatas, dan
hutan produksi tetap, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor 3973/Menhut-VII/ KUH/2014.
Melalui program Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (dikenal dengan SLP – Sustainable Landscapes Partnership),
CI Indonesia telah mendukung pengelolaan kawasan TNBG dalam menjaga,
melestarikan, dan melindungi kawasan penting ini, melalui
penandatanganan Memorandum Saling Pengertian pada tanggal 8 Oktober
2014. Pekerjaan kamera perangkap adalah bagian dari dari peningkatan
pengelolaan yang efektif dari kawasan ini.
Burung Tokhtor Sumatera Menanti Untuk Di konservasi
Burung Tokhtor Sumatera : Terancam Punah Menanti Di Jalur Konservasi |
Burung tokhtor Sumatra adalah adalah salah satu dari tiga spesies cuckoo di dunia, bersama dengan burung tokhtor kalimantan (Carpococcyx radiceus) dan coral-billed ground cuckoo (Carpococcyx renauldi) yang ditemukan di Thailand dan Vietnam. IUCN Red List mengelompokkan spesies tersebut secara kritis terancam punah, dengan kecenderungan populasi menurun. Burung tokhtor sumatra merupakan endemik di Sumatera, dan sebagian besar tinggal di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan.
Melalui program Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (dikenal dengan SLP - Sustainable Landscapes Partnership),
CI Indonesia telah mendukung pengelolaan kawasan TNBG dalam menjaga,
melestarikan, dan melindungi kawasan penting ini, melalui
penandatanganan Memorandum Saling Pengertian pada tanggal 8 Oktober
2014. Pekerjaan kamera perangkap adalah bagian dari dari peningkatan
pengelolaan yang efektif dari kawasan ini.
Melalui program Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (dikenal dengan SLP - Sustainable Landscapes Partnership),
CI Indonesia telah mendukung pengelolaan kawasan TNBG dalam menjaga,
melestarikan, dan melindungi kawasan penting ini, melalui
penandatanganan Memorandum Saling Pengertian pada tanggal 8 Oktober
2014. Pekerjaan kamera perangkap adalah bagian dari dari peningkatan
pengelolaan yang efektif dari kawasan ini.
Simon Badcock, Senior Technical Terrestrial Adviser,
CI Indonesia, menjelaskan, "kamera perangkap merupakan komponen penting
dari pekerjaan kami di Batang Gadis. Misalnya, sebelum penampakan
burung tokhtor sumatra ini, tidak ada indikasi bahwa spesies yang
terancam punah ini ada di dalam kawasan taman nasional. Melalui kerja
sama dengan jaringan TEAM, ditambah dengan jaringan kamera perangkap
mereka yang luas, kami dapat menentukan strategi yang efektif untuk
mengelola kawasan taman nasional dan merekomendasikan tindakan
perlindungan yang tepat. "
Sumber Pustaka :
web.conservation.org : Penampakan Pertama Burung Tokhtor Sumatra yang Terancam Punah di TNBG
inibaru.id : Semoga Tokhtor Sumatera Belum Punah
ksdae.menlhk.go.id : Akhirnya, Asumsi Selama 1 Abad, Terbantahkan