Kabut asap akibat kebakaran hutan dan
lahan (Karhutla) yang sedang melanda sejumlah wilayah di Indonesia
tepatnya Sumatera, Riau, dan Kalimantan tak hanya mengganggu aktivitas
namun juga kesehatan warga yang terdampak bencana ini. Pelbagai ancaman
penyakit menghantui korban kabut asap mulai dari ISPA, PPOK, dan
jantung. Lantas, bagaimana tips menjaga kesehatan saat kabut asap?
Kabut Asap, Apa Akibatnya?
Akhir-akhir ini, baik portal media
daring maupun linimasa media sosial dipenuhi berita tentang kabut asap
yang melanda wilayah Sumatera Selatan, Riau, dan Kalimantan (bahkan
sampai ke Malaysia dan Singapura) akibat adanya kebakaran hutan dan
lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah-wilayah tersebut.
Tak hanya kabut asapnya sendiri,
berita yang disampaikan juga berfokus pada masyarakat yang menjadi
‘korban’ dari peristiwa tersebut. Selain aktivitas yang terganggu,
laporan juga menyebutkan bahwa ada sebagian warga yang mengalami
gangguan kesehatan. Memang, kabut asap akibat karhutla sangat mungkin
menyebabkan timbulnya sejumlah masalah kesehatan, meliputi:
- Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
- Penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK)
- Asma
- Iritasi (mata, hidung, tenggorokan)
- Penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke)
Tips Menjaga Kesehatan saat Kabut Asap
Mau bagaimana lagi? Kabut asap sudah
telanjur menyerang. Hal yang bisa Anda lakukan saat ini adalah dengan
berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kesehatan tubuh, terutama pada
sistem pernapasan sehingga risiko terkena penyakit akibat kabut asap
dapat diminimalisir.
Berikut ini adalah cara atau tips kesehatan saat kabut asap yang penting sekali untuk Anda ketahui.
1. Tidak Beraktivitas di luar Ruangan
Tips menjaga kesehatan saat kabut asap
yang pertama harus dilakukan adalah, hindari beraktivitas di luar
ruangan untuk sementara waktu sampai kabut asap sudah benar-benar
hilang.
Inilah mengapa saat kabut asap
menyerang, pemerintah setempat lazimnya menghimbau para warganya untuk
tidak keluar rumah. Bahkan jika kabut asap sudah sangat tebal, segala
aktivitas perkantoran, perdagangan, hingga sekolah diliburkan untuk
sementara waktu.
2. Sterilisasi Udara di dalam Ruangan
Cara menjaga kesehatan saat kabut asap berikutnya yakni dengan memastikan udara di dalam ruangan steril dari paparan asap.
Selain menutup pintu dan jendela
rapat-rapat, yang juga disarankan adalah dengan menyalakan pendingin
udara. Pendingin udara (AC) bekerja dengan cara menyaring partikel
udara. Hal ini berguna untuk menjaga udara tetap steril dan segar.
Apabila tidak ada pendingin ruangan
yang terpasang di dalam ruangan, segera cari tempat berlindung berupa
posko yang umumnya juga disediakan oleh pemerintah. Pastikan pintu dan
jendela sudah ditutup rapat sebelum Anda meninggalkan rumah.
3. Tidak Menggunakan Masker Biasa
Selama ini, Anda mungkin mengandalkan
masker yang dijual secara bebas untuk melindungi hidung dan mulut dari
paparan kabut asap saat sedang beraktivitas di luar ruangan.
Faktanya, masker tersebut tidak
benar-benar efektif untuk melindungi Anda dari dampak buruk kabut asap.
Hal ini dikarenakan masker biasa hanya di-desain untuk menghalau
partikel debu yang berukuran besar, tidak sekaligus partikel-partikel
yang berukuran kecil (mikro).
Sayangnya, kabut asap memiliki banyak
sekali partikel kecil. Partikel-partikel tersebut masih bisa masuk ke
dalam saluran pernapasan Anda dan menyerang paru-paru.
Oleh karenanya, disarankan untuk
menggunakan masker N95 atau N100. Masker ini memiliki tingkat proteksi
yang lebih tinggi ketimbang masker biasa, dengan catatan masker harus
benar-benar dalam kondisi baik (tidak robek) saat digunakan. Anda bisa
mendapatkannya di apotek maupun rumah sakit.
Kepala Pusat Komunikasi Publik (Puskompublik) Kementerian Kesehatan, Murti Utami mengingatkan penggunaan maskes bedah N95 yang banyak dipergunakan masyarakat di wilayah yang terkena kabut asap akibat kebakaran hutan. Masker tersebut tidak boleh dipergunakan seharian.
"Setelah 8 jam, kualitas masker N95 sudah tak efektif lagi menahan partikel dari asap. Untuk itu segera pakai yang baru jika sudah lebih dari 8 jam," kata Murti Utami dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (19/10). Ia menjelaskan, komponen asap yang terjadi atas dampak kebakaran hutan terdiri atas gas, partikulat dan uap. Masing-masing komponen asap tersebut memiliki dampak terhadap kesehatan.
Kepala Pusat Komunikasi Publik (Puskompublik) Kementerian Kesehatan, Murti Utami mengingatkan penggunaan maskes bedah N95 yang banyak dipergunakan masyarakat di wilayah yang terkena kabut asap akibat kebakaran hutan. Masker tersebut tidak boleh dipergunakan seharian.
"Setelah 8 jam, kualitas masker N95 sudah tak efektif lagi menahan partikel dari asap. Untuk itu segera pakai yang baru jika sudah lebih dari 8 jam," kata Murti Utami dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (19/10). Ia menjelaskan, komponen asap yang terjadi atas dampak kebakaran hutan terdiri atas gas, partikulat dan uap. Masing-masing komponen asap tersebut memiliki dampak terhadap kesehatan.
4. Makan Buah dan Sayur
Mengonsumsi banyak buah adalah tips menjaga kesehatan saat kabut asap yang juga jangan sampai Anda lewatkan.
Pasalnya, buah kaya akan kandungan
antioksidan yang mana antioksidan ini berfungsi untuk mencegah
terjadinya oksidasi di dalam tubuh akibat paparan zat-zat berbahaya yang
terkandung pada kabut asap.
Sejumlah buah dan sayuran yang diklaim mengandung antioksidan tinggi antara lain:
- Stroberi
- Blueberry
- Raspberi
- Jeruk
- Bayam
- Wortel
Lebih jauh perihal pemanfaatan buah
dan sayur tinggi antioksidan sebagai tips menjaga kesehatan saat kabut
asap bisa Anda tanyakan langsung pada dokter.
5. Minum Banyak Air Putih
Tak ketinggalan, banyak-banyaklah minum air putih untuk menjaga tubuh Anda tetap sehat walaupun didera bencana kabut asap.
Air putih, selain mencegah tubuh dari
dehidrasi, juga berfungsi untuk melancarkan aliran darah sehingga
pasokan oksigen ke seluruh tubuh tetap terjaga dengan baik.
6. Periksakan Diri ke Dokter
Memeriksakan diri ke dokter secara
rutin menjadi tips menjaga kesehatan yang juga penting untuk dilakukan,
terutama jika Anda ‘terpaksa’ harus terpapar kabut asap akibat sering
beraktivitas di luar ruangan.
Hal ini penting untuk memonitor
kondisi kesehatan diri Anda. Dokter akan memberikan nasihat medis
sekaligus obat-obatan guna mencegah komplikasi lanjutan terjadi pada
Anda.
7. Segera Bersihkan Lingkungan Tempat Tinggal
Apabila kabut asap sudah reda, jangan
tunda untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal. Debu-debu sisa kabut
asap akibat karhutla tentu bisa membawa dampak buruk di kemudian hari
jika tidak segera dibersihkan.
Bersihkan lingkungan tempat tinggal,
kantor, maupun sekolah dengan benar. Pastikan selama proses pembersihan
Anda tetap menggunakan masker.
Mengapa Kabut Asap Berbahaya?
Bukan tanpa alasan mengapa kabut asap
berbahaya. Kabut asap akibat karhutla terdiri dari partikel kecil
berdiameter maksimal 2,5 mm (PM 2,5). Nah, partikel sekecil itu bisa dengan mudahnya masuk ke dalam tubuh dan menyerang paru-paru.
Sudah banyak bukti ilmiah yang membuktikan bahaya partikel jenis ini bagi kesehatan paru-paru bahkan organ jantung.
Tak hanya itu, bahaya kabut asap bagi kesehatan juga dikarenakan oleh kandungan zat lainnya seperti:
- Karbon monoksida (CO)
- Nitrogen monoksida (NO2)
- Sulfur dioksida (SO)
- Ozon (O3)
Itu dia informasi seputar cara atau
tips menjaga kesehatan saat kabut asap. Jaga diri Anda dan keluarga dari
dampak buruk kabut asap dengan konsisten menerapkan cara-cara di atas.
Semoga bermanfaat!
Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Jati Satriyo
Sumber:
- Anonim. Protect Yourself from Wildfire Smoke. https://www.cdc.gov/features/wildfires/index.html (Diakses pada 17 September 2019)
- Anonim. Protecting Yourself from Wildfire Smoke. https://ww2.arb.ca.gov/protecting-yourself-wildfire-smoke (Diakses pada 17 September 2019)
- McIntosh, J. 2018. Fifteen Benefits of Drinking Water. https://www.medicalnewstoday.com/articles/290814.php (Diakses pada 17 September 2019)
- Raman, R. 2018. 12 Healthy Foods High in Antioxidants. https://www.healthline.com/nutrition/foods-high-in-antioxidants (Diakses pada 17 September 2019)