BREAKING NEWS

Menu

Taman Nasional Aketajawe - Lolobata : Mengamati Budaya Tradisional Masyarakat Tugutil


Taman Nasional Aketajawe Lolobata - Maluku Utara - Taman Nasional Aketajawe Lolobata Merupakan Taman Nasional Terakhir yang Akan Di Bahas NusaPedia Megazine.Taman Nasional Aketajawe - Lolobata Memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tak ternilai harganya.

 Taman Nasional Aketajawe - Lolobata

Taman Nasional Aketajawe Lolobata

ini terletak di Halmahera Maluku bagian Utara Indonesia, atau lebih tepatnya di Kabupaten Halmahera Tengah, Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara. Taman Nasional Aketajawe Lolobata ini dinyatakan sebagai Taman Nasional oleh Pemerintah RI pada tahun 2004, dengan luas 167.300 hektar (Ditjen PHKA-Kementerian Kehutanan).

Sejarah Penunjukan Kawasan

Taman Nasional Aketajawe Lolobata  (TNAL) merupakan kawasan pelestarian alam yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.397/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi sebagian kawasan hutan lindung, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi tetap seluas ± 167.300 ha pada kelompok hutan lindung aketajawe seluas ± 77.100 ha di Kabupaten Halmahera Tengah dan Kota Tidore Kepulauan, dan kelompok hutan lolobata seluas ± 90.200 ha terdiri dari hutan lindung seluas ± 76.475 ha, hutan produksi terbatas ± 7.650 ha dan hutan produksi tetap seluas ± 6.075 ha di Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL). Perubahan fungsi ini dilatarbelakangi karena kawasan hutan tersebut memiliki potensi keanekargaman hayati yang tinggi dan merupakan daerah resapan air yang penting bagi kawasan disekitarnya.

Kawasan TNAL dikelola oleh  Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata (BTNAL) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Departemen kehutanan di bawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata dibentuk berdasarkan Permenhut Nomor P.03/menhut-II/2007 tanggal 23 Pebruari 2007.

Mengapa Saya Harus Kesana ?

Taman Nasional Aketajawe Lolobata
Daerah ini tercatat menjadi rumah bagi empat spesies burung endemik yaitu: Habroptila wallacii, Todiramphus diops, Coracina parvula, dan Oriolus pherochromus. Dari 213 jenis burung ditemukan hidup disana, 24 jenis diantaranya adalah jenis khas Maluku Utara seperti Bidadari Halmahera (Semioptera wallacei), Kakatua Putih (Cacatua alba), Nuri Ternate (Lorius garrulus), Si Cantik Pita (Pitta maxima) serta burung-burung khas lainnya. Delapan dari jenis-jenis tersebut bahkan teridentifikasi sebagai burung terancam punah.

Di sini juga hidup berbagai margasatwa lainnya diantaranya Kupu-kupu raja (Papilio heringi), Biawak air (Hydrosaurus werneri), Biawak darat (Varanus sp.), Kuskus Halmahera (Phalanger sp.), Babi hutan (Sus scrofa), Rusa (Cervus timorensis), dan berbagai jenis serangga serta avertebrata. Selain itu, Pulau Halmahera juga memiliki dua marga tumbuhan berbunga yang endemik dan berbagai jenis anggrek, rotan dan liana lainnya yang memanjat sampai ke tajuk-tajuk pepohonan.

Taman Nasional Aketajawe Lolobata
Masyarakat desa di sekitar Taman Nasional ini umumnya mereka hidup di pesisir pantai dan bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan dengan kepadatan penduduk yang termasuk rendah. Selain mereka, terdapat juga beberapa kelompok komunitas masyarakat asli? yang masih hidup secara semi nomaden -dikenal sebagai komunitas Suku Tobelo Dalam (Togutil)- dan beberapa pemukiman program transmigrasi yang kesemuanya menggantung sumber airnya dari keberadaan Taman Nasional ini. Tak hanya masyarakat, Taman Nasional ini pun berbatasan dengan beberapa perusahaan penebangan dan perusahaan tambang komersial, yang walaupun memiliki wilayah kegiatan yang berbeda, namun keberadaannya berpotensi menjadi ancaman bagi kelestarian Taman Nasional itu sendiri.

Selain itu, dalam kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata ini juga terdapat berbagai jenis fauna lainnya, seperti Mandar gendang, Kepudang sungu halmahera, Kepudang halmahera dan sebagainya. Keindahan alam lansekap dan berbagai pemandangan yang indah, serta terdapat air terjun sehingga Taman Nasional ini menarik untuk dikunjungi.

Bagaimana Cara Saya Kesana ?

Taman Nasional Aketajawe Lolobata
Untuk menuju kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata ini dapat ditempuh dari Lolobata: Ternate-Sidangoli menaiki speedboad dengan jarak tempuh sekitar 45 menit perjalanan. Kemudian juga dapat ditempuh melalui darat dari Sidangoli-Daru dengan jarak tempuh 2 jam perjalanan, dari Daru-Poli/Subaim melalui laut dengan jarak tempuh 1,5 jam perjalanan.
Aksebeilitas lainnya yang dapat dilalui dari Aketajae: Ternate-Bastiong menaiki speedboad dengan jarak tempuh sekitar 30 menit perjalanan. Kemudian dari Bastiong-Gita lewat darat dengan jarak tempuh sekitar 3 jam perjalanan, dan dari Gita-Sungai Akejira/Hijrah dengan jarak tempuh sekitar 3 jam perjalanan.

Bagaimana Dengan Akomodasinya..?? 

Dilokasi wisata ini tersedia beberapa tempat peristirahatan bungalow dan wisma bagi para pengunjung yang ingin lebih lama menikmati keindahan alamnya,Pondok jaga, pusat informasi, camping ground, wisma tamu, menara pandang/pengamat, dermaga, jalan setapak dan lain-lain Juga sudah tersedia di Taman Nasional Aketajawe - Lolobata .

Kapan Sebaiknya Saya Kesana ?

Untuk Sahabat NusaPedia Yang Ingin Berkunjung ke Taman Nasional Aketajawe - Lolobata Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d Oktober setiap tahunnya.

Know Before You Go...!!!!

  • Berkaitan dengan itu, sejak tahun 2005, BirdLife Indonesia memulai inisiatif untuk menjadi salah satu pihak yang aktif mendorong pelaksanaan konsep pengelolaan kolaboratif tersebut, selain berupaya untuk membantu peningkatan kapasitas pengelola Taman Nasional Aketajawe dan Lolobata. Inisiatif inipun akan mendorong pelaksanaan penataan batas Taman Nasional secara partisipatif yang dapat diterima semua pihak, untuk mengurangi potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul (RP).
  • Semua pihak di atas menjadi bagian yang penting dalam mencapai tujuan kelestarian Taman Nasional Aketajawe dan Lolobata. Sebagaimana diketahui, kepentingan untuk melestarikan Taman Nasional dan keanekaragaman hayati di dalamnya juga haruslah sejalan dengan aspirasi dan kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitarnya. Karenanya, sebuah konsep pengelolaan kolaboratif antar pihak yang terkait sangatlah diperlukan, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, perusahaan pertambangan dan kehutanan serta pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap keberadaan Taman Nasional itu sendiri.
  • Pada bulan Oktober 2004, atas dukungan pemerintah daerah melalui Bupati Halmahera Timur, Bupati Halmahera Tengah, Walikote Tidore Kepulauan dan Gubernur Maluku Utara, pemerintah melalui Departemen Kehutanan menunjuk areal Aketajawe dan Lolobata sebagai Taman Nasional, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 397/Menhut-II/2004. Kedua blok hutan tersebut mencakup areal sebanyak 167,300 ha.  
Jadi bagaimana Sahabat NusaPedia Apakah Anda tertarik Untuk Mengamati Budaya Tradisional Masyarakat Tugutil.Jika Anda Berkunjung ke Provinsi Maluku Utara,jadikanlah Taman Nasional Aketajawe - Lolobata Sebagai Destinasi Wisata Anda.mari Kita Dukung Indonesia Untuk Menjadi destinasi Wisata Dunia.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg