Cagar Alam Pegunungan Arfak : Menjelajahi keunikan kawasan konservasi yang paling kaya akan keanekaragaman hayati di Indonesia


Pegunungan Arfak adalah suatu wilayah dengan keunikan tersendiri di wilayah Propinsi Papua Barat. Wilayah ini didominasi oleh gunung-gunung yang tinggi dan ekosistemnya adalah ekosistem daerah pegunungan dan alpin, serta mengingat keunikan flora, fauna dan lingkungannya, maka wilayah ini ditetapkan sebagai Cagar AlamPegunungan Arfak. Wilayah Pegunungan Arfak ditempati oleh suku besar Arfak yang salah satu sub sukunya adalah sub suku Hatam. Hutan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Hatam. Terbentuknya kabupaten-kabupaten pemekaran secara tidak langsung akan berakibat terhadap kelestarian jenis yang ada di cagar alam. 

Gambar 1. Jalan di Pegunungan Arfak Sumber Gambar : bbksda-papuabarat.com

Analisis SWOT yang digunakan dalam studi ini dimaksudkan untuk merumuskan strategi-strategi yang memungkinkan untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat dan menjaga kelestarian cagar alam. Penelitian dilaksanakan di kampung Anggra dan Apui di Distrik Minyambouw pada bulan Juni 2013. Hasil studi menunjukkan bahwa hutan sangat berperan dalam kehidupan masyarakat terutama dalam mengaplikasi nilai budaya dalam kehidupan masyarakat. Strategi yang tepat untuk menjaga kelestarian hutan dan mengakomodasi kepentingan masyarakat diharapkan agar didasarkan pada kearifan masyarakat dalam memanfaatkan hutan. 

Potensi Wisata Alam 

Yang Mulai Dikenal Dunia Kombinasi dari berbagai faktor yang menyebabkan pegunungan ini tidak saja memiliki bentang alam yang spektakuler seperti air terjun Coisi, tetapi juga keanekaragaman hayatinya merupakan salah satu yang paling kaya untuk daerah kepala burung Papua. Berbagai data menyajikan keragaman flora dan fauna yang turut mengimbangi keindahan Cagar Alam Pegunungan Arfak diantaranya adalah jumlah jenis burung sebanyak 320 jenis (lebih dari setengah yang terdapat di seluruh pulau Papua), jumlah binatang menyusui sebanyak 110 jenis (hampir setengah dari jumlah yang terdapat di pulau Papua).

Tipe Ekosistem di Pegunungan Arfak Sumber Gambar : bbksda-papuabarat.com

Sejarah Kawasan 

Cagar Alam Pegunungan Arfak, yang terletak di Provinsi Papua Barat, merupakan salah satu kawasan konservasi yang paling kaya akan keanekaragaman hayati di Indonesia. Sejarah eksplorasi botani di daerah ini dimulai pada abad ke-19, ketika para ilmuwan Eropa mulai menelusuri kawasan pegunungan yang tinggi dan tertutup kabut ini. 

Salah satu peneliti awal yang melakukan eksplorasi di daerah ini adalah seorang botanis asal Italia, Odoardo Beccarii, yang mengidentifikasi berbagai spesies tanaman endemik. Sejak saat itu, Pegunungan Arfak menjadi salah satu tujuan utama para peneliti dan kolektor tanaman untuk mempelajari keanekaragaman flora tropis yang luar biasa, seperti J.E. Teijsmann, Qosterzee, dan J. C. G. Gjellerup.

Flora dan Fauna Endemik

Kawasan ini terkenal dengan diversitas tumbuhan yang sangat tinggi, termasuk banyak spesies endemik yang hanya dapat ditemukan di kawasan Pegunungan Arfak dan sekitarnya. Di antara flora yang menarik, terdapat berbagai jenis anggrek, pohon-pohon besar, serta tanaman epifit yang tumbuh di atas batang pohon. Selain itu, hutan di kawasan ini juga menjadi rumah bagi berbagai jenis lumut dan paku-pakuan yang mendominasi permukaan tanah dan pepohonan, menciptakan ekosistem yang sangat unik. Keberagaman flora ini sangat penting dalam mendukung kehidupan berbagai spesies fauna yang tinggal di sana, terutama burung dan mamalia kecil.

Pegunungan Arfak juga terkenal dengan keanekaragaman faunanya, terutama burung. Salah satu spesies yang paling terkenal di kawasan ini adalah burung pintar atau Bowerbird, yang dikenal karena perilaku membangun sarang yang rumit dan indah. Burung ini menciptakan struktur sarang dari ranting, daun, dan bahan-bahan lain yang dipilih secara selektif untuk menarik pasangan. Selain itu, kawasan ini juga menjadi rumah bagi berbagai spesies mamalia, reptil, dan amfibi, serta merupakan habitat penting bagi satwa-satwa langka seperti kanguru pohon dan kasuari, yang merupakan ikon fauna Papua. 

Burung Pintar atau Bowerbird Image Source : nationalparks.nsw.gov.au/

Diantara jenis-jenis yang ada, family Cendrawasih dan burung Nambur merupakan yang paling populer dan paling dicari oleh wisatawan. Hal ini dikarenakan Cagar Alam Pegunungan Arfak memiliki 14 jenis Cendrawasih dan 4 jenis Nambur. Salah satu Cendrawasih yang endemik adalah astrapia Arfak.

Tipe ekosistem di Cagar Alam Pegunungan Arfak sangat beragam, mulai dari hutan montana yang lebat di ketinggian rendah hingga hutan subtropis yang lebih terbuka di ketinggian yang lebih tinggi. Keberagaman ekosistem ini mendukung berbagai jenis spesies dengan kebutuhan habitat yang berbeda-beda. Selain hutan, kawasan ini juga memiliki padang rumput tinggi dan daerah berbatu yang menjadi tempat hidup berbagai jenis tumbuhan khas pegunungan. Semua elemen ekosistem ini menjadikan Pegunungan Arfak sebagai salah satu kawasan konservasi yang sangat penting di Papua Barat, yang tidak hanya melestarikan keanekaragaman hayati tetapi juga memainkan peran vital dalam keseimbangan ekosistem global.