Teresa Teng - NusaPedia - Teresa Teng - Tepat pada tanggal 29 Januari 2018 google doodle memperingati hari lahir seorang seorang penyanyi legendaris dari Taiwan yang dikenal dengan nama Teresa Teng alias Teng Li-cin.Teresa Teng (1953 - 1995) bisa dibilang merupakan penyanyi Chinese yang
paling terkenal dan berpengaruh sampai saat ini (2016). Pada tahun 1999, Teresa Teng dan Bruce Lee dimasukkan ke dalam daftar majalah TIME
sebagai 100 orang paling berpengaruh abad ini.
Teresa teng merupakan Entertainer legendaris ini sangat populer di Taiwan, Hongkong, Jepang,
Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand dan di komunitas Tionghoa di
seluruh dunia khususnya pada 70 dan 80-an. Teresa Teng, atau kadang
ditulis Teresa Tang, Teresa Deng, atau Deng Li-jun, meninggal pada 8 Mei
1995 (usia 42 tahun) akibat serangan asma akut pada saat berlibur di
Chiang Mai, Thailand. Ia dimakamkan bagai seorang pahlawan, dengan
bendera Taiwan menutupi peti matinya dan Lee Teng-hui, presiden Taiwan
pada saat itu, menghadiri pemakamannya.
Lagu Teresa Teng direkam tidak hanya dalam bahasa Mandarin, tapi juga
dalam Bahasa Indonesia, Vietnam, Kanton, Jepang, Hokkien, dan Inggris.
Dua lagunya yang paling mendunia termasuk The Moon Represents My Heart
dan When Will You Return. Menjelang hari kasih sayang di China, Bahkan
Bon Jovi penyanyi asal Amerika membuat single lagu yang berbahasa
Mandarin yaitu "The Moon Represents My Hearts". Bisa dibilang ini
termasuk langka dan baru pertama kali ada pernyanyi dari barat membuat
single lagu klasik Tiongkok.
Biografi
Google Doodle Memperingati Ulang Tahun Ke 65 Teresa Teng |
tepatnya pada tanggal 8 Mei 1995, Teresa tutup usia di Chiangmai, Thailand, karena penyakit asma yang telah lama diidapnya.dan tepat pada tanggal 29 Januari 2018 Google Doodle memperingati ulang tahun ke 65 dengan mengubah logo google menyadi berbeda seperti mana biasanya Saat berita kematiannya tersiar, banyak orang
yang merasa shock dan sulit untuk mempercayai kenyataan itu. Kini dua
belas tahun telah berlalu. Bila orang mengingat nama almarhumah, selain
terkenang suaranya yang merdu, orang juga akan terkenang akan perjalanan
kisah kasihnya yang sangat berliku.
Baca Juga : Biografi Wilder Penfield
Bulan Maret 1985 untuk pertama kalinya Teresa diwawancarai pers Jepang.
Untuk pertama kalinya pula ia mengemukakan tiga kisah cintanya yang
sulit terlupakan dalam hidupnya. "Tiga kisah cinta yang sulit terlupakan
dalam hidup saya, semuanya kandas. Setiap kali saya hanya bisa memiliki
status sebagai 'kekasih'.
Pada awal 1980an, ketegangan politik antara Taiwan dan China
mengakibatkan lagu Teresa bersama penyanyi lain dari Taiwan dan Hongkong
di ban selama beberapa tahun di China karena dianggap terlalu
"borjuis". Meskipun demikian, popularitas Teresa Teng terus meningkat
berkat pasar gelap. Lagu musiknya terus diputar dimana-mana, dari
nightclub sampai ke gedung-gedung pemerintah, sehingga larangan lagunya
pun akhirnya dicabut.
Teresa Teng lahir di desa Tianyang, Baozhong Township, Yunlin, Taiwan pada 29 Januari 1953. Ayahnya seorang tentara Angkatan Bersenjata Republik China dari Daming, Hebei sedangkan ibunya dari Doungping, Shandong. Teresa Teng adalah satu-satunya perempuan dari 4 bersaudara, 3 kakak dan seorang adik. Pernah bersekolah di SMA Putri Ginling di Sanchoung Township, Taipei County.
Pada saat muda, Teresa Teng memenangkan penghargaan untuk bernyanyi di kompetisi bakat. Pada tahun 1964, hadiah besar pertama diraihnya ketika menyanyikan lagu 'Visiting Yintai' dari Shaw Brothers Hwangmei film opera, The Love Eterne, dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Broadcasting Corporation of China. Tidak lama setelah itu, Teresa mampu mendukung keluarganya dengan bernyanyi. Berkembangnya ekonomi manufaktur Taiwan di tahun 1960an membuat pembelian rekaman lebih mudah untuk banyak keluarga. Teresa Teng berhenti dari sekolah tinggi dengan persetujuan ayahnya karena ingin mengejar cita-citanya sebagai penyanyi.
Awal Perjalanan Hidupnya
Teresa Teng lahir di desa Tianyang, Baozhong Township, Yunlin, Taiwan pada 29 Januari 1953. Ayahnya seorang tentara Angkatan Bersenjata Republik China dari Daming, Hebei sedangkan ibunya dari Doungping, Shandong. Teresa Teng adalah satu-satunya perempuan dari 4 bersaudara, 3 kakak dan seorang adik. Pernah bersekolah di SMA Putri Ginling di Sanchoung Township, Taipei County.
Pada saat muda, Teresa Teng memenangkan penghargaan untuk bernyanyi di kompetisi bakat. Pada tahun 1964, hadiah besar pertama diraihnya ketika menyanyikan lagu 'Visiting Yintai' dari Shaw Brothers Hwangmei film opera, The Love Eterne, dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Broadcasting Corporation of China. Tidak lama setelah itu, Teresa mampu mendukung keluarganya dengan bernyanyi. Berkembangnya ekonomi manufaktur Taiwan di tahun 1960an membuat pembelian rekaman lebih mudah untuk banyak keluarga. Teresa Teng berhenti dari sekolah tinggi dengan persetujuan ayahnya karena ingin mengejar cita-citanya sebagai penyanyi.
Baca Juga : Biografi Virginia Woolf
Karena memiliki nama keluarga yang sama dengan Deng Xiaoping, Penyanyi
yang lahir di bulan Aquarius ini dijuluki "Little Deng". Dikatakan bahwa
ketika pemimpin komunis (Deng Xiaoping) memimpin China di siang hari,
penyanyi Teresa Teng memimpin China pada malam hari. Teresa Teng, Agnes
Chan, Yu Yar, Ouyang Feifei dan Judy Ongg semua dianggap sebagai "Lima
Besar Diva Asia" selama tahun 1970 - 1980an tapi lagu Teresa Teng tetap
yang paling populer.
Gunther Mende, Mary Susan Applegate dan Candy de Rouge menulis lagu "The Power of Love" untuk Jennifer Rush. Teresa Teng menyanyikannya dan membuat lagu itu terkenal di kawasan Asia. Dia awalnya menyanyikannya di sebuah Konser di Tokyo - delapan tahun sebelum dinyanyikan dan dirilis oleh Celine Dion.
Pada saat muda, Teresa Teng memenangkan penghargaan untuk bernyanyi di kompetisi bakat. Pada tahun 1964, hadiah besar pertama diraihnya ketika menyanyikan lagu 'Visiting Yintai' dari Shaw Brothers Hwangmei film opera, The Love Eterne, dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Broadcasting Corporation of China. Tidak lama setelah itu, Teresa mampu mendukung keluarganya dengan bernyanyi. Berkembangnya ekonomi manufaktur Taiwan di tahun 1960an membuat pembelian rekaman lebih mudah untuk banyak keluarga. Teresa Teng berhenti dari sekolah tinggi dengan persetujuan ayahnya karena ingin mengejar cita-citanya sebagai penyanyi.
Gunther Mende, Mary Susan Applegate dan Candy de Rouge menulis lagu "The Power of Love" untuk Jennifer Rush. Teresa Teng menyanyikannya dan membuat lagu itu terkenal di kawasan Asia. Dia awalnya menyanyikannya di sebuah Konser di Tokyo - delapan tahun sebelum dinyanyikan dan dirilis oleh Celine Dion.
Pada saat muda, Teresa Teng memenangkan penghargaan untuk bernyanyi di kompetisi bakat. Pada tahun 1964, hadiah besar pertama diraihnya ketika menyanyikan lagu 'Visiting Yintai' dari Shaw Brothers Hwangmei film opera, The Love Eterne, dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Broadcasting Corporation of China. Tidak lama setelah itu, Teresa mampu mendukung keluarganya dengan bernyanyi. Berkembangnya ekonomi manufaktur Taiwan di tahun 1960an membuat pembelian rekaman lebih mudah untuk banyak keluarga. Teresa Teng berhenti dari sekolah tinggi dengan persetujuan ayahnya karena ingin mengejar cita-citanya sebagai penyanyi.
Kepergiannya
Teresa Teng meninggal dunia akibat serangan asma akut ketika sedang berlibur di Chiang Mai, Thailand, dalam usia 42 tahun (43 tahun menurut Kalender Tionghoa) pada tanggal 8 Mei 1995. Ia dimakamkan bagai seorang pahlawan di Taiwan, dengan bendera Taiwan menutupi peti matinya dan Presiden Taiwan saat itu, Lee Teng-hui, menghadiri pemakamannya.
Teresa dimakamkan di sebuah kaki gunung di Chin Pao San (Jinbaoshan,
arti harafiahnya Gunung Harta Karun Emas), dalam sebuah kompleks
pemakaman dekat Jinshan, dekat Taipei, Taiwan.
Sebuah patung dirinya dalam pakaian pertunjukan dipajang, diiringi
dengan musik lagu-lagunya sebagai latar belakangnya, didirikan sebagai
tugu peringatan di tempat pemakamannya tersebut.
Disana juga terdapat
sebuah piano elektronik raksasa di mana para pelayat dapat memainkannya
dengan menginjak balok-balok piano tersebut. Makamnya ini sangat sering
dijunjungi oleh para penggemarnya --- sebuah kebiasaan yang sangat
berbeda dengan tradisi Tionghoa untuk mengunjungi pemakaman pada
umumnya.
Sebuah rumah yang dibeli Teresa pada tahun 1986 di Hongkong
beralamatkan Jalan Carmel Street nomor 18 juga menjadi tempat tujuan
kunjungan para penggemarnya terutama begitu ketika berita kematiannya
tersebar. Rencana penjualan rumah tersebut untuk membiayai sebuah museum
di Shanghai diberitakan pada tahun 2002, dan kemudian menjadikannya terjual sebesar 32 juta dollar Hongkong.
Rumah itu ditutup untuk umum semenjak tanggal 29 Januari 2004, hari di mana Teresa seharusnya berulang tahun ke-51.Untuk memperingati tahun ke-10 kematiannya, Teresa Teng Culture and
Education Foundation meluncurkan kampanye berjudul "Feel Teresa Teng".
Baca Juga : Biografi Katy Jurado
Selain merencanakan konser di Hongkong dan Taiwan,
para penggemarnya juga melayat ke makamnya di Chin Pao San. Juga,
sebagian gaun-gaun, perhiasan dan barang-barang pribadi Teresa juga
dipajang dalam sebuah eksibisi di Yuzi Paradise, sebuah taman kesenian
di luar kota Guilin, Tiongkok.
Pada bulan Mei 2002, patung lilin Teresa Teng dipajang untuk umum di museum lilin Madame Tussauds di Hongkong.
Makamnya ini tak pernah sepi dikunjungi
oleh para penggemarnya yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Beberapa
lagu yang sangat populer dari Teresa Teng di negara-negara Asia adalah :
• Aijin/Airen (愛人)
• Mei Hua (梅花)
• Tian Mi Mi (甜蜜蜜)
• Shei Lai Ai Wo (誰來愛我)
• Nan Hai Gu Niang (南海姑娘)
• Wo Zhi Zai Hu Ni (我只在呼你)
• Zai Jian Wo De Ai Ren (再見我的愛人)
• Yue Liang Dai Biao Wo De Xin (月亮代表我的心)
•The Power of Love (syair ditulis oleh Gunther Mende, Mary Susan Applegate dan Candy de Rouge awalnya menulis lagu berjudul The Power of Love untuk album Jennifer Rush. Teresa Teng membuatnya menjadi terkenal di kawasan Asia dengan menyanyikannya pada konsernya yang terakhir pada tahun 1985 di Tokyo; 8 tahun sebelum dinyanyikan dan dirilis oleh Celine Dion).
• Mei Hua (梅花)
• Tian Mi Mi (甜蜜蜜)
• Shei Lai Ai Wo (誰來愛我)
• Nan Hai Gu Niang (南海姑娘)
• Wo Zhi Zai Hu Ni (我只在呼你)
• Zai Jian Wo De Ai Ren (再見我的愛人)
• Yue Liang Dai Biao Wo De Xin (月亮代表我的心)
•The Power of Love (syair ditulis oleh Gunther Mende, Mary Susan Applegate dan Candy de Rouge awalnya menulis lagu berjudul The Power of Love untuk album Jennifer Rush. Teresa Teng membuatnya menjadi terkenal di kawasan Asia dengan menyanyikannya pada konsernya yang terakhir pada tahun 1985 di Tokyo; 8 tahun sebelum dinyanyikan dan dirilis oleh Celine Dion).
Nama Tionghoa | 邓丽君 (Sederhana) |
---|---|
Pinyin | Dèng Lìjūn (Mandarin) |
Jyutping | dang6 lai6 gwan1 (Kanton) |
Nama lahir | Teng Li-Chun |
Leluhur | Daming, Hebei, China |
Asal | Republic of China (Taiwan) |
Lahir | 29 Januari 1953 Yunlin, Taiwan |
Wafat | 8 Mei 1995 (umur 42) Chiang Mai, Thailand |
Makam | Chin Pao San 25°15′04″N 121°36′14″E / 25.251°N 121.604°E |
Nama lain | Teresa Tang, Teresa Deng |
Pekerjaan | Penyanyi |
Genre | Mandopop, Cantopop, J-Pop |
Instrumen | Vokal |
Label(s) | Polydor, PolyGram |
Tahun aktif | 1967 – 1995 |