Setuju atau tidak pada saat ini peranan wanita sangatlah besar dalam berbagai bidang. Baik dalam peran pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, bahkan wanita juga sudah banyak berperan salam ranah politik. Sudah banyak wanita yang menjadi pemimpin di suatu negara, bahkan di Indonesia sendiri pernah mempunyai presiden seorang wanita. Itu artinya wanita dapat memajukan bangsa dan negara melalui berbagai cara yang bisa dilakukan oleh seorang wanita.Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia.
Hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki. Perempuan mempunyai hak yang sama pada hakikatnya swngan laki-laki. Sayangnya sampai saat ini,masihada juga yang menganggap perempuan itu lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap.
Terlebih lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya sebatas bekerja di dapur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya hal di luar itu menjadi tidak penting.Kekerasan terhadap perempuan juga masih terjadi di banyak negara, bahkan beberapa negara sempat melegalkan kekerasan bagi kaum hawa. Hukum negara yang tidak berpihak pada perempuan masih juga ada sampai saat ini, contohnya negara negara berikut ini yang masih tidak begitu nyaman buat perempuan.
Afghanistan
Perempuan sedang menunggu layanan medis di Kabul |
Sejak kecil hidup adalah perjuangan bagi anak perempuan Afghanistan. 87% dibiarkan buta huruf, dan 70-80% dipaksa menikah. Punya keluarga juga jadi tantangan besar. Jumlah kematian perempuan ketika hamil dan 42 hari setelah keguguran mencapai 400 dari 100.000 (untuk bandingan: di Inggris hanya 8). Di samping itu tingkat KDRT sangat tinggi.
Republik Demokratik Kongo
Kongo adalah salah satu negara dengan tingkat kekerasan bermotif seksual paling tinggi di dunia. American Journal of Public Health memperkirakan, 1.150 perempuan diperkosa tiap hari di negara ini, yang berarti 420.000 per tahun. Kondisi kesehatan perempuan juga sangat buruk, 57% perempuan hamil dinyatakan menderita anemia, atau kekurangan sel darah merah.
Pakistan
Protes 29 Mei 2014 atas pembunuhan wanita hamil Farzana Parveen oleh keluarganya, karena menikah dengan pria pilihannya |
Banyak praktek budaya dan agama di Pakistan jadi ancaman bagi perempuan, terutama nikah paksa, serangan air keras, hukum rajam. Menurut Komisi HAM Pakistan, per tahun lebih dari 1.000 anak dan perempuan jadi korban pembunuhan demi kehormatan. 90% alami kekerasan domestik.
India
Wanita di India |
Walaupun jadi negara demokrasi terbesar di dunia, contoh mengejutkan seperti pemerkosaan massal serta pembunuhan korban perkosaan menunjukkan, India bisa jadi tempat sangat berbahaya bagi perempuan. Peneliti memperkirakan, sekitar 50 juta kasus pembunuhan anak atau janin terjadi dalam tiga dekade terakhir. Jumlah anak yang dipaksa menikah dan penjualan manusia juga jadi ancaman besar.
Somalia
Wanita di Somalia |
Tingkat kematian perempuan saat mengandung, perkosaan, mutilasi genital dan kimpoi paksa sudah jadi masalah sehari-hari perempuan Somalia. Negara ini dianggap tidak punya hukum dan ketertiban. 95% perempuan Somalia menghadapi mutilasi genital pada usia sekitar 4-11 tahun. Dalam usia melahirkan, hanya sekitar 9% perempuan dapat melahirkan dengan fasilitas medis memadai.