BREAKING NEWS

Menu

Taman Nasional Gunung Ciremai : Menapaki Keindahan Gunung Tertinggi Jawa Barat


Taman Nasional Gunung Ciremai - Jawa Barat - Sahabat NusaPedia Taman Nasional Gunung Ciremai Merupakan Taman Nasional Kedua di Provinsi Jawa Barat Setelah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Kawasan  Taman Nasional Gunung Ciremai Merupakan daerah yang kaya akan sumber air yang berfungsi sebagai sumber kehidupan dan transfortasi bagi masyarakat yang bernauang di sekitaran sungai-sungai yang berhulu di Taman Nasional Gunung Ciremai.
Taman Nasional Gunung Ciremai

Taman Nasional Gunung Ciremai

terdapat Sungai-sungai yang bersumber dari Gunung Ciremai berjumlah ± 43 buah dan 156 titik mata air, dimana 147 titik mata air terus menerus mengalirkan air sepanjang tahun dengan debit rata-rata 50 – 2000 liter/detik serta kualitas airnya memenuhi standar criteria kualitas air minum.

Gunung yang dikenal sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat ini dengan ketinggian 3078 MDPL (Meter Dalam Permukaan Laut) menjadi salah satu gunung primadona di pulau Jawa. Medan pendakian yang dikenal menanjak dan curam ini menjadi keunikan tersendiri yang membuat adrenalin terpacu dan energy terasa terkuras habis jika kita berniat untuk mendaki hingga ke puncaknya.

Gunung Cimerai merupakan salah satu simbol Kabupaten kuningan, keberadaan gunung Ciremai selalu identik dengan keberadaan Kota kuda ini dikarenakan hampir sebagian wilayah Kabupten Kuningan berada di kaki Gunung Ciremai, bahkan sudah menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Kuningan yang ada di sekitar Gunung tersebut oleh karena itu harus tetap terjaga kelestariannya.

salah satu upayanya telah ditempuh melalui perubahan fungsi Gunung Ciremai menjadi Taman Nasional sejak tahun 2004 Gunung Ciremai pastinya tidak asing dengan para pencinta alam yang sejak lama Gunung ini menjadi sarana pendakian gunung.

Gunung Ceremai secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet

Mengapa Saya Harus Kesana ?

Taman Nasional Gunung Ciremai
Gunung Ciremai termasuk gunung api kuarter aktif, tipe A (yakni, gunung api magmatic yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk kerucut. Gunung ini merupakan gunung api soliter, yang dipisahkan oleh zona sesar Cilacap – kuningan dari kelompok gunung api Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha, hingga Gunung Tangkuban Perahu) yang terletak pada zona bandung.

Ciremai merupakan gunung api generasi ketiga. Generasi pertama ialah suatu gunung api Plistosen yang terletak di sebelah G. Ciremai, sebagai lanjutan vulkanisma Plio-Plistosen di atas batuan tersier. Vulkanisme generasi kedua adalah Gunung Gegerhalang, yang sebelum runtuh membentuk kaldera Gegerhalang. Vulkanisma generasi ketiga yaitu pada kala Holosen berupa Gunung Ciremai yang tumbuh di sisi utara kaldera Gegerhalang, yang diperkirakan terjadi sekitar 7000 tahun yang lalu.

Tidak hanya Itu,Tipe ekosistem hutan yang berada di kawasan TNGC secara umum merupakan tipe hutan dataran rendah (2- 1000 mdpl), hutan hujan pegunungan (1000 – 2400 mdpl), dan hutan pegunungan atas ( 2400 mdpl). Di dalam tipe ekosistem tersebut terdapat keanekaragaman hayati yang tinggi berupa keanekaragaman flora, fauna, dan potensi wisata.


Taman Nasional Gunung Ciremai
Flora yang ditemukan di kawasan tersebut berdasarkan hasil eksplorasi sebanyak 57 jenis, diantaranya adalah Edelweis, Pasang, Jamuju, Harendong, Kiteja, Kipare, Kicalungcung, Hamirung, Kijagong, Kiceuhay, Pelending, Cereme, Kiucing, Kileho, Kinugrah, Cerem, Kibeusi, Kisieur, Walen, Nangsi, Kiampet, Kemuning, Ipis Kulit, Kigawulan, Huru, Kalimarot, Kisalam, Totongoan, Talingkup, Kendung, Pendung, Kiamis, Kitaji, Kipait, Ramo Giling, Kihuut, Kisareni, Tangogo, Hamperu Badak, Hamerang, Beunying, Kawoyang, Kareumbi, Masawa, Kikacapi, Kikacang, Baros, Songgom, Kijeruk, Gintung, Kisireum, dan Kijengkol.

Jenis fauna yang ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai cukup beragam antara lain terdiri dari jenis burung, mamalia, dan reptil. Macan Tutul (Panthera pardus), Kijang (Muntiacus munjak), Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Ekek Kiling (Cissa thalassina), Sepah Madu (Perictorus miniatus), Lutung Jawa(Trachypithecus auratus), Surili (Presbytis comata), Ular Sanca (Phyton molurus), Meong Congkok (Felis bengalensis), walik (Ptilinopuscinctus), dan Anis (Zoothera citrina).

Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki potensi flora, fauna, bentang alam dan gejala alam yang menarik dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata alam yang salah satunya dilakukan melalui kegiatan pendakian Gunung Ciremai. Kegiatan pendakian merupakan salah satu kegiatan wisata petualangan yang menuntut kesiapan individu, destinasi wisata dan pelayanan untuk menjamin keamanan, kenyamanan dan keselamatan kunjungan wisata.

Taman Nasional Gunung Ciremai
Sampai saat ini, sering dijumpai adanya kejadian kecelakaan kunjungan wisata di Taman Nasional Gunung Ciremai yang kebanyakan terjadi di areal jalur pendakian Gunung Ciremai. Berdasarkan kajian evaluasi dan monitoring selama pelaksanaan pendakian kecelakaan kunjungan wisata lebih banyak disebabkan oleh faktor individu yang tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan dan keselamatan pribadi.

Disamping itu, sikap dan perilaku wisatawan yang berkunjung di Taman Nasional Gunung Ciremai adalah wisatawan umum bukan wisatawan ecotraveler sehingga perlu dilakukan pembinaan, pengawasan dan pendidikan lingkungan selama kegiatan berwisata dilakukan. Kunjungan wisata sampai saat ini masih dirasakan lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan alam maupun lingkungan disekitar obyek wisata yang dikunjungi.

Dalam rangka membatasi kerusakan dan dampak negatif yang timbul akibat kegiatan wisata alam pendakian tersebut, diperlukan pengawasan dan pengaturan kunjungan wisatawan pendakian Yang Berkunjung Ke Taman Nasional Gunung Ciremai

Bagaimana Cara Saya Kesana ?

Rute transportasi yang dapat dilalui para calon pendaki gunung Ciremai, Kuningan Jawa Barat asal Jakarta yang hendak melalui jalur Linggarjati. Untuk mencapai pos pendakian gunung Ciremai, para calon pendaki dari Jakarta dapat menggunakan moda transportasi bus umum  yang menuju Kabupaten Kuningan via Linggarjati.  

Taman Nasional Gunung Ciremai
Bus tersebut melayani keberangkatan dari terminal Lebak Bulus, Pulo Gadung, Kampung Rambutan, Kalideres, dan beberapa pangkalan bus sekitar perumahan. Perusahan bus yang paling banyak melayani rute Jakarta - Kuningan adalah Luragung Jaya. P.O. Luragung memiliki banyak anak usaha seperti Putra Luragung, Setia Negara, dan beberapa yang lain. Gunakan bus apa saja yang penting bus tersebut mengarah ke Kuningan, Jawa barat via Cirebon, Cilimus.
Tarif atau ongkos naik bus jurusan Jakarta - Kuningan tahun 2014 pasca kenaikan BBM berkisar antara Rp. 40.000 - Rp.50.000 tergantung kelasnya. Untuk mencapai pos pendakian gunung Ciremai via Linggarjati maka mintalah turun di sekitar Cilimus atau pertigaan Linggarjati. Waktu tempuh dari Jakarta ke titik pertigaan ini normalnya sekitar 5-6 jam lewat Pantura.
Setelah turun di Pasar Cilimus atau Pertigaan Linggarjati, perjalanan dapat dilanjutkan menggunakan transportasi angkot berwarna kuning langsung mencapai desa Linggarjati. Tarifnya kisaran Rp.5.000-10.000. Selain menggunakan angkot, perjalanan juga bisa ditempuh menggunakan ojek dengan tarif Rp.10.000-15.000. Demikian, anda akan tiba di pos pendakian gunung Ciremai jalur Linggarjati. Di desa Linggarjati Anda dapat melengkapi perlengkapan pendakian yang kurang. Kalau tiba terlalu malam, beberapa rumah penduduk juga dapat menerima para pendaki untuk beristirahat menunggu pagi.

Bagaimana Dengan Rute Pendakiannya

Ada 3 Jalur pendakian di Gunung Ciremai ini untuk tiba di puncaknya, Jalur Linggarjati, Jalur Palutungan dan Jalur Apui. Ketiga jalur ini dikenal oleh para pendaki mempunyai tantangan dan keunikan tersendiri. Jika pendaki memilih untuk mendaki pada jalur Linggarjati, medannya cenderung menanjak dari awal perjalanan hingga menuju puncak.

Taman Nasional Gunung Ciremai
Untuk pendaki jalur Palutungan, medan pendakian terkesan landai dan memutar, jadi diperlukan ekstra waktu yang lama.jika jalur Apui medan pendakian cenderung menanjak tajam dan butuh ekstra tenaga lebih tetapi ditempuh dengan waktu yang sedikit cepat dibanding jalur Linggarjati dan Palutungan.

Selain jalur pendakian yang dikenal menantang, Gunung Ciremai juga terkenal akan berbagai misteri dan mitos yang dipercaya oleh masyarakat sekitar. Dimana dahulu kala gunung Ciremai dijadikan sebagai napak tilas berbagai pemuka agama saat penyebaran agama Islam di pulau Jawa, seperti Sunan Kalijaga. Hal itu terbukti dari sebuah batu berbentuk besar yang disebut sebagai Batu Lingga atau batu yang digunakan sebagai tempat duduk oleh Sunan Kalijaga sebagai tempat pertapaannya. Tetapi keberadaan batu tersebut telah hilang, hingga saat ini pun tidak ada yang mengetahui keberadaannya.

Trip Jalur Pendakian Gunung Ciremai : 

Jalur Pendakian Gunung Ciremai
  • JALUR TIMUR LINGGARJATI – CIBEUNAR :Dalam perjalanan menuju puncak, para pendaki banyak menemukan tempat keramat yang konon digunakan tempat pertemuan oleh para wali. Hingga kini tempat tersebut banyak di ziarahi oleh para penduduk. Selepas Camp Alm Ibu Emoh atau Alm Bapak Ahmad, dengan jalanan beraspal pendaki memasuki kawasan hutan Pinusdan areal persawahan hingga di Cibeunar. 
  • CIBEUNAR – LEUWENG DATAR: Cibeunar merupakan arela camp yang cukup kondusif untuk bermalam. Area ini sangat ramai dijadikan para pendaki yang ingin memulai pendakian, karena terdapat sumber air yang cukup melimpah yang tidak akan ditemui lagi sepanjang perjalanan. 
  • LEUWENG DATAR – KUBURAN KUDA : Leuweng Datar terletak ditengah-tengah hutan tropis. Setelah daerah ini lintasan mulai menanjak dan melewati area yang cukup datar sebagai camp yakni Sigendang dan Kondang Amis. Dan untuk sampai di Pos Kuburan Kuda diperlukan waktu 2 jam.
  • KUBURAN KUDA – TANJAKAN BAPA TERE : Kuburan kuda merupakan tanah datar yang cukup luas dan teduh sebagai tempat perkemahan. Daerah ini dianggap keramat bagi masyarakat setempat. Selepas Kuburan Kuda pendaki akan melewati beberapa tempat keramat seperti Ceblokan dan Pengalas. Kemudian sudut lintasan mulai membesar ketika melewati Tanjakan Bin-bin dan semakin menanjak sampai melewati Tanjakan Seruni. 
  • TANJAKAN BAPA TERE – BATU LINGGA : Selepas Tanjakan Bapa Tere lintasan tetap menanjak nyaris tanpa bonus atau jalan datar sampai di Batu Lingga sekitar 60-90 menit. 
  • BATU LINGGA – PANGASINAN : Batu Lingga merupakan pos peristirahatan berupa tanah datar dan terdapat sebuah batu berukuran besar. Ditengah perjalanan pendaki akan menemui dua pos peristirahatan lagi yakni Kiara Balon dan Sangga Buana. Selep as ini pendaki akan memasuki batas vegetasi antara hutan dengan daerah terbuka dan dibutuhkan waktu untuk sampai di Pangasinan 2-2,5 jam. 
  • PANGASINAN – PUNCAK CIREMAI : Pangasinan merupakan pos terakhir dari daerah yang cukup terbuka ini pendaki dapat menyaksikan bibir puncak gunung Ceremai yang gagah berdiri didepan mata. Medan untuk mencapai puncak cukup menantang, track yang menanjak bahkan harus setengah merayap untuk sampai dipuncak. 
  • Jalur Pendakian Gunung CiremaiJALUR SELATAN PALUTUNGAN – CIGOWONG : Palutungan merupakan sebuah kampung terakhir yang berada di lereng selatan gunung Ciremai pada ketinggian 1100 mdpl. Memasuki hutan tropis dengan jalur cenderung landau sesekali pendaki harus menyusup melalui semak-semak untuk sampai di Cigowong selama 90-120 menit. 
  • CIGOWONG – PAGUYA NGAN BADAK : Cigowong terletak di ketinggian 1450 mdpl, disini terdapat sumber air yang mengalir. Pendaki biasanya menyiapkan persediaan air sebanyak mungkin karena tidak akan mungkin menemui lagi sumber air. 
  • PAGUYANGAN BADAK – BLOK ARBAN : Daerah yang terdapat puing-puing bangunan tua ini biasa digunakan tempat bermalam su rvivor yang dievakuasi karena meninggaldi gunung ini. Untuk sampai di blok Arban membutuhkan waktu 30 menit dengan lintasan yang mulai menanjak. 
  • BLOK ARBAN – TANJAKAN ASOY : Blok arban merupakan daerah yang cukup datar dan teduh. Lintasan mulai menanjak dan melelahkan selama 2 jam sampai di Tanjakan Asoy. 
  • TANJAKAN ASOY – PASANGGRAHAN : Tanjakan ini merupakan tanah datar nan luas. Selepas dari daerah ini lintasan semakin menanjak selama 60 menit sampai di pos berikutnya. 
  • PASANGGRAHAN – SANG HYANG ROPOH : Pendaki mulai memasuki vegetasi Catigi dan Edelweis sampai di Sang Hyang Ropoh. Lintasan ini sangat licin jika hujandan diperlukan waktu 30 menit untuk sampai di pos berikutnya. 
  • SANG HYANG ROPOH – PUNCAK CIREMAI : Selepas pos ini, lintasan tetap menanjak dan licin dengan tanah berwarna kuning bekas aliran lava belerang. Pada sisi kanan lintasan terdapat goa yang biasa digunakan pendaki untuk bermalam. Untuk sampai di puncak Ciremai diperlukan waktu 2 jam mendaki untuk melihat kegagahan kawah kembar dan indahnya daerah Majalengka, Cirebon dan Laut Jawa dari ketinggian
jika Anda jalan-jalan ke Taman Nasional Gunung Ciremai bukan untuk mendaki gunung, bisa menikmati wisata alam di Palutungan. Menikmati segarnya air terjun Putri yang terdapat dikawasan ini merupakan hal yang menarik untuk dicoba. Bersama keluarga, teman ataupun kerabat dekat berenang bermain sejuknya air nan jernih alami.

Dengan waktu tempuh hanya 10 menit dari pintu masuk Palutungan, melalui anak tangga menurun Anda sudah tiba. Jika Anda ingin berenang disekitar air terjun besarnya, Anda bisa menyebrang sungai kecil dan menanjak sedikit untuk menikmati sejuknya air yang turun langsung dari ketinggian hampir 12 meter.

Curug Ciputri
Kenikmatan alam di Palutungan ini tidak sampai disini saja, kesejukan air terjun Putri yang telah Anda nikmati akan terasa lengkap apabila menyempatkan diri untuk singgah di warung-warung kecil yang berjajar di sekitar Palutungan.

Berbagai jenis makanan dijajakan untuk melengkapi waktu liburan Anda disini, apabila Anda yang datang ke Palutungan untuk menikmati sensasi alam hingga keesokan harinya, Anda bisa berkemah disini.

Ditempat yang telah disediakan untuk berkemah oleh pihak Taman Nasional Gunung Ciremai Anda bisa bersama-sama keluarga ataupun teman untuk menikmati dinginnya udara malam, kicauan burung dan suara-suara hewan yang mengiringi waktu anda selama berkemah.

Bagaimana Sahabat NusaPedia Menarik Bukan.Namun Sebelum Anda Berkunjung ke Taman Nasional Gunung Ciremai sebaiknya anda harus membaca informasi lengkap di bawah ini.yang berguna sebagai panduan bagi Sahabat NusaPedia menuju  Taman Nasional Gunung Ciremai

Kapan Sebaiknya Saya Kesana ?

Musim kunjungan terbaik ke Taman Nasional Gunung Ciremai : bulan Juni s/d September.

Know Before You Go...!!!!

Taman Nasional Gunung Ciremai
Jumlah pendaki yang memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai melalui pos pendakian perlu dibatasi sesuai dengan kajian daya dukung kawasan konservasi terhadap kunjungan wisatawan. Besaran jumlah Quota Pendakian akan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai tersendiri berdasarkan hasil kajian daya dukung yang akan segera dilakukan oleh Balai TNGC.Sementara belum ada kajian daya dukung, besaran quota pendakian ditetapkan sebagai berikut:
a. Jalur pendakian Linggajati :
 * Pos Linggajati : 400 Orang per hari.
 * Pos Linggasana : 200 Orang per hari.
b. Jalur pendakian Palutungan : 500 Orang per hari.
c. Jalur pendakian Apuy : 400 Orang per hari.
Pelayanan Pendakian Ketentuan Memasuki Jalur Pendakian Kunjungan ke Taman Nasional Gunung Ciremai, berdasarkan tujuannya dapat digolongkan dalam 2 (dua) kelompok berikut:
1. Pengunjung untuk tujuan khusus, yaitu dalam rangka memperoleh data dan informasi tentang keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
Pengunjung untuk tujuan khusus ini, diantaranya adalah pengunjung yang melakukan kegiatan:

a. Penelitian dan pengembangan.
b. Ilmu pengetahuan dan pendidikan.
c. Pembuatan film komersial.
d. Pembuatan film non komersial.
e. Pembuatan film dokumenter.
f. Ekspedisi, dan
g. Jurnalistik. Pengunjung untuk tujuan khusus tersebut,kontribusi pungutan masuk kawasanmelalui mekanisme pemberian SIMAKSI yang dapat dilayani di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai.
Taman Nasional Gunung Ciremai
2. Pengunjung untuk tujuan berwisata atau wisatawan, salah satunya adalah wisatawan pendakian Gunung Ciremai. Pengunjung untuk tujuan berwisata atau wisatawan dapat membayar pungutan karcis masuk kawasan di pos-pos pungutan masuk obyek wisata yang telah ditentukan.
Prosedur pelayanan dan pengawasan pendakian ini, berlaku khusus untuk pengunjung yang ingin melakukan kegiatan berwisata di Jalur Pendakian Gunung Ciremai. Wisatawan atau pendaki yang akan melakukan kegiatan pendakian ke puncak Gunung Ciremai diwajibkan untuk:

1. Mendaftar/ mencatatkan diri sebelum dan sesudah melakukan pendakianpada pos yang telah ditetapkan
2.Copy identitas yang sah. Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah yang masih berlaku. Surat ijin dari keluarga, khusus untuk pendaki dibawah usia 16 tahun, perseorangan dan tidak dalam kelompok organisasi.
3.Copy Paspor dan Kartu Ijin Tinggal Sementara (khusus pendaki dari luar negeri)
4.Wajib membawa perbekalan dan perlengkapan standar pendakian yang dicatat dalam daftar barang dan perbekalan serta diperiksa oleh petugas pramuwisata di Pos Pendakian, meliputi :
    Taman Nasional Gunung Ciremai
  • Pakaian tebal. 
  • Ponco (jas hujan). 
  • Tenda dan Matras. 
  • Alat masak. 
  • Alat penerangan. 
  • Alat komunikasi Handy Talky/ HP/ BB (pilihan wajib). 
  • Logistik. 
  • Obat-obatan. * Trash Pack (Plastik tempat sampah).
  • Jumlah peserta pendakian minimal 3 (tiga) orang. 
  • Pendaki yang belum pernah melakukan pendakian Gunung Ciremai wajib didampingi pramuwisata (pemandu/ interpreter) berdasarkan Ijin Usaha Pengusahaan Jasa Wisata yang diberikan oleh Balai Taman Nasional Gunung Ciremai dengan tarif sesuai ketentuan yang berlaku dan ditetapkan oleh Forum Kemitraan Kawasan Gunung Ciremai (FKKGC). 
  • Lamanya tinggal di dalam jalur pendakian maksimal 2 (dua) hari 1 (satu) malam dan pelaksanaan pendakian tidak boleh melebihi waktu dan kuota yang telah ditetapkan. 
  • Kelebihan waktu dianggap sebagai tambahan waktu kunjungan dan diwajibkan membayar kembali pungutan masuk kawasan, asuransi dan tarif jasa wisata di pintu keluar pendakian. 
  • Membayar pungutan masuk kawasan, asuransi dan tarif jasa wisata sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 
  • Mentaati peraturan perundangan yang berlaku ketika memasuki kawasan hutan.
Jadi bagaimana Sahabat NusaPedia Apakah Anda tertarik Untuk Menapaki Keindahan Gunung Tertinggi di Jawa Barat.Jika Anda Berkunjung ke provinsi Jadikanlah, Taman Nasional Gunung Ciremai , Taman Nasional Gunung Gede Pangrango , Pantai Cimaja , Sebagai Destinasi Wisata Anda.Mari Kita Dukung Indonesia Sebagai Destinasi Wisata Dunia

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg