BREAKING NEWS

Menu

10 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia


Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia - NusaPedia - Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia merupakan pembahasan NusaPedia Magazine kali Ini.Indonesia memiliki keanekaragaman Flora dan fauna Baik yang Banyak atau umum di temui di lingkungan kesaharian kita,Bahkan Hewan Yang langka bahkan Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia ini Harus di lindungi karena jumlahnya yang semakin sedikit atau Terancam punah

10 Hewan Langka Di Indonesia

Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia

ini banyak yang bersifat endemik(hanya ada di tempat tertentu)sehingga kelestarian dan jumlahnya juga sangat dijaga.Berikut 10 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Versi NusaPedia yang Kami Rangkum dari berbagai Sumber Dengan Tujuan Menambah Khasanah Ilmu Pengetahuan Anda mengenai keanekaragaman fauna Yang Ada Di Indonesia.Sehingga menambah wawasan anda Mengenai Keindahan Alam Indonesia.Berikut 10 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Versi NusaPedia

10.Musang Congkok (latin : Prionodon Linsang)

Musang Cangkok
Pada Urutan 10 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia  Musang Cangkok adalah dua spesies yang diklasifikasikan dalam subfamili Prionodontinae dalam famili Viverridae. Ada satu genus Asia Tenggara, Prionodon.

Kedua genera linsang (Prionodon dan Poiana dari Afrika) dahulu ditempatkan dalam subfamili Viverrinae (dari Viverridae), bersama dengan beberapa genera lainnya, tetapi penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa hubungan yang sebenarnya mungkin sedikit berbeda. Para linsang luar biasa karena morfologi mereka dengan kucing, keluarga Felidae, yang lebih besar dari pada viverrida lainnya. Karena hubungan antara linsang dan kucing dianggap sedikit jauh (dua kelompok keluarga yang berbeda dalam superfamili Feliformia), ini dianggap sebagai contoh evolusi konvergen. 

Namun, analisis DNA menunjukkan bahwa sementara linsang Afrika (Poiana) adalah viverrida sejati yang berhubungan erat dengan genet, linsang Asia (Prionodon) tidak berhubungan dan malah lebih mungkin merupakan kerabat terdekat keluarga Felidae Kesamaan antara linsang Asia dengan kucing dengan demikian lebih mungkin karena nenek moyang yang sama, sedangkan kesamaan antara dua genera linsang semestinya konvergen.

Kata linsang yang berasal dari Bahasa Jawa (linsang atau wlinsang), dahulunya sering salah diterjemahkan sebagai otter (berang-berang) dalam kamus Bahasa Inggris. Linsang aktif di malam hari, umumnya penghuni pohon soliter. Mereka adalah karnivora, makan tupai dan binatang pengerat lainnya, burung kecil, kadal, dan serangga. Biasanya berukuran sedikit lebih dari 30 cm (1 kaki), dengan ekor yang panjangnya lebih dari dua kali lipat dari itu. Badan panjang, dengan kaki pendek, memberikan penampilan yang rendah. Semua spesies memiliki tubuh kekuningan dengan belang-belang hitam (garis-garis, bercak dan noda), meskipun distribusi dan sifat belangnya bervariasi antar spesies.

9.Ikan Belida (latin : Notopetrus Chitala)

Ikan Belida
Pada Urutan 9 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat Ikan belida merupakan ikan ekonomis penting, baik sebagai ikan hias maupun sebagai ikan konsumsi. Keberadaan populasi ikan belida di Daerah Aliran Sungai Kampar sudah sangat berkurang dan diduga terancam punah. Penelitian ini bertujuan mengkaji kebiasaan makanan ikan belida (Chitala lopis) di Sungai Kampar. Pengambilan contoh ikan dilakukan pada bulan Mei‐November 2009 dengan menggunakan alat pancing, lukah, sempirai dan serok. 

Analisis data yang dihitung terdiri atas indeks bagian terbesar, luas relung makanan, tumpang tindih relung makanan, hubungan panjang‐berat, dan faktor kondisi. Ikan belida yang tertangkap selama waktu penelitian sebanyak 47 ekor yang terdiri atas 25 ekor ikan jantan dan 22 ekor ikan betina. Berdasarkan analisis isi lambung, makanan utama ikan belida adalah ikan dengan nilai IP sebesar 87,59%. 

Oleh karena itu, ikan ini tergolong sebagai ikan piscivor (pemakan ikan). Berdasarkan waktu, makanan utama ikan belida melimpah pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau, makanan utama sedikit serta jumlah jenis makanan yang dikonsumsi lebih banyak. Berdasarkan kelas ukuran, makanan utama ikan belida lebih banyak dikonsumsi oleh ikan belida yang berukuran lebih besar, sedangkan ikan belida berukuran kecil lebih beragam jenis organisme makanan yang dikonsumsinya. Berdasarkan jenis kelamin, ikan betina lebih besar komposisi makanan berupa ikan‐ikan kecil, insekta dan cacing, daripada ikan jantan. 

Berdasarkan lokasi, makanan utama ikan belida lebih banyak ditemukan di stasiun Waduk Koto Panjang, Langgam dan Rantau Baru, sedangkan pada stasiun Sungai Teso, makanan utama hanya ditemukan sedikit, serta di stasiun Kuala Tolam, tidak ditemukan makanan utama ikan belida berupa ikan‐ikan kecil. Berdasarkan luas relung makanan, ikan belida pada kelas ukuran 401‐470 mm bersifat lebih general (tidak selektif) dibandingkan ikan pada kelas ukuran 681‐750 mm dalam mengkonsumsi jenis makanannya, serta ikan belida yang berada di stasiun Rantau Baru lebih general (tidak selektif) daripada ikan belida yang berada di stasiun Langgam dalam mengkonsumsi makanannya.

8.Burung Elang Jawa ( latin : Spizaetus Bartelsi)

Elang Jawa
Pada Urutan 8 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat Elang Jawa memiliki nama latin Nisaetus Bartelsi, yaitu salah satu dari spesies Elang yang memiliki ukuran tubuh sedang yang hidup di Pulau Jawa. Elang Jawa ini sering kali di anggap identik sebagai lambang negara kita, negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda. Dan sejak tahun 1992, Elang Jawa telah di tetapkan sebagai maskot satwa langka di Indonesia.

Karakteristik Elang Jawa sangatlah mudah untuk di cermati, dimana Elang Jawa memiliki tubuh sedang hingga besar, langsing, dan panjang tubuhnya mencapai kisaran 60 sampai 70 cm (dari ujung paruh sampai ujung ekor).

Elang Jawa memiliki kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dan dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang sampai 12 cm) serta tengkuk yang coklat kekuningan (terkadang terlihat keemasan apabila terkena cahaya matahari). Jambul hitam dengan ujung putih ; mahkota serta kumis berwarna hitam, namun punggung serta sayap coklat gelap. 

Kerongkongan keputihan dengan garis (sebenarnya garis-garis) hitam membujur di dalamnya. Pada area dada dada, terdapat coret-coret hitam menyebar diatas warna kuning kecoklatan pucat, yang selanjutnya di sebelah bawah lagi beralih jadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawomatang hingga kecoklatan diatas warna pucat keputihan bulu-bulu perut serta kaki. Bulu pada kaki menutup tungkai sampai dekat ke pangkal jari Elang Jawa. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap serta lebar melintang yang terlihat jelas di segi bawah, ujung ekor bergaris putih tidak tebal. Betina berwarna sama, sedikit semakin besar.

Persebaran burung Elang Jawa ini hanya sebatas di pulau Jawa, mulai ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) sampai ujung timur di semenanjung blambangan purwo. Tetapi demikianlah penyebarannya saat ini terbatas di wilayah-wilayah dengan Hutan primer serta di tempat perbukitan berhutan tepatnya pada peralihan dataran rendah dengan daerah pegunungan. Sebagian besar dari Elang Jawa bisa ditemukan setidaknya di separuh belahan selatan dari pulau Jawa. Sepertinya burung Elang ini hidup berspesialisasi pada lokasi berlereng.

7.Singapuar (latin : Tarsius Bancanus)

Singapuar
Pada Urutan 7 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat singapuar Ini dia spesies asli Indonesia yang mempunyai ukuran mungil dan wajah unik yang seolah seperti melotot. Singapuar yang memiliki nama latin Tarsius Bancanusini disebut-sebut sebagai primata terkecil di dunia. Hal ini didasari fakta bahwa Singapuar hanya memiliki berat berkisar antara 80-140 gram dengan panjang berkisar antara 12-15 cm.

Singapuar memiliki mata yang tajam dan besar, tetapi ia hanya bisa melihat dengan jelas pada malam hari, sedangkan pada siang hari pandangannya agak rabun. Yang unik dari singapuar ini adalah bahwa bola matanya tidak dapat bergerak ke kiri dan kanan sehingga ia tidak bisa melirik ke sekitarnya. Untungnya, ia terbantu dengan kemampuan lehernya untuk berputar 180 derajat sehingga ia tetap bisa mengamati sekitarnya. Singapuar memiliki tubuh dengan bulu lembut dan mirip beludru berwarna cokelat abu-abu, cokelat muda atau kuning-jingga muda.

Singapuar temasuk binatang nokturnal yang aktif mencari makanan pada malam hari. Makanan mereka adalah para serangga kecil. Mereka banyak menghabiskan waktunya di atas pepohonan dan melompat dari satu pohon ke pohon lain. Walaupun ukuran tubuhnya cukup kecil, singapuar dapat melompat cukup jauh hingga kurang lebih sejauh 3 meter.

Singapuar adalah binatang soliter atau penyendiri. Mereka tidak pernah hidup secara berkelompok. Bahkan jika mereka ditempatkan dalam satu kelompok, maka mereka akan melukai dirinya sendiri karena mengalami stress.

Saat ini Singapuar termasuk ke dalam satwa dalam kategoti terancam punah. Di Indonesia, penyebaran Singapuar meliputi daerah di Sumatera bagian Selatan dan Tenggara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan

6.Badak bercula Dua (latin : Dicerorhinus Sumatrensis)

Badak Bercula Dua
Pada Urutan 6 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat Badak Sumatera atau Badak Bercula Dua merupakan spesies badak paling langka di dunia bersama dengan badak jawa. Badak jenis ini merupakan yang paling kecil dari spesies badak saat ini.Badak Sumatera merupakan binatang yang soliter. Habitat badak sumatera adalah di wilayah dalam dari hutan gunung yang belantara di wilayah Malaysia, Indonesia (Pulau Sumatera), dan kemungkinan juga Myanmar.
Makanan badak sumatera antara lain buah, ranting, daun, dan semak-semak., mereka adalah binatang herbivora. Seperti kebanyakan jenis badak lainnya, badak sumatera juga memiliki indera penciuman dan pendengaran yang sangat tajam. Mereka akan meninggalkan semacam bau yang dapat dilacak di seisi hutan yang dapat digunakan untuk menemukan lokasi badak lainnya.
Badak Sumatera memiliki 2 tanduk. Panjang tanduk utama bisa tumbuh mencapai 79 cm, sedangkan tanduk sekundernya hanya tumbuh hingga sekitar 10 cm. Tanduk ini adalah senjata pertahanan dari sang badak. Ironisnya, justru karena tanduk inilah badak jadi diburu oleh manusia untuk diambil tanduknya.
Tanduk badak ini diburu untuk digunakan sebagai bahan baku obat tradisional di China, Taiwan, Hongkong, dan Singapura. Tanduk badak ini juga berharga di Timur Tengah, khususnya Yaman, dan Afrika Utara untuk digunakan sebagai aksesoris gagang belati.

5.Anoa ( latin : Bubalus Depressicornis)

Anoa
Pada Urutan 5 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat Anoa adalah satwa endemik pulau Sulawesi, Indonesia. Anoa juga menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi Tenggara. Satwa langka dan dilindungi ini terdiri atas dua spesies (jenis) yaitu: anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua satwa ini tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua spesies anoa tersebut hanya dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.

Baik Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) maupun Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) sejak tahun 1986 oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam binatang dengan status konservasi “Terancam Punah” (Endangered; EN) atau tiga tingkat di bawah status “Punah”.

Secara umum, anoa mempunyai warna kulit mirip kerbau, tanduknya lurus ke belakang serta meruncing dan agak memipih. Hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa atau apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya.

Anoa semakin hari semakin langka dan sulit ditemukan. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) yang menjadi maskot provinsi Sulawesi Tenggara tidak pernah terlihat lagi. Karena itu sejak tahun 1986, IUCN Redlist memasukkan kedua jenis anoa ini dalam status konservasi “endangered” (Terancam Punah).

Beberapa daerah yang masih terdapat satwa langka yang dilindungi ini antaranya adalah Cagar Alam Gunung Lambusango, Taman Nasional Lore-Lindu dan TN Rawa Aopa Watumohai (beberapa pihak menduga sudah punah)

Pada tahun 2000, masyarakat Kabupaten Buton dan Konawe Selatan dibantu pihak BKSDA pernah mencoba untuk membuka penangkaran anoa. Tetapi usaha ini akhirnya gagal lantaran perilaku anoa yang cenderung tertutup dan mudah merasa terganggu oleh kehadiran manusia sehingga dari beberapa spesies yang ditangkarkan tidak satupun yang berhasil dikawinkan.

4.Harimau Sumatera ( latin : Panthera Tigris Sumatrae)

Harimau Sumatera
Pada Urutan 4 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat Harimau Sumatera merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered). Jumlah populasinya di alam bebas hanya sekitar 400 ekor. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga.

Harimau Sumatera menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan hidup: mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan terancam oleh perdagangan illegal dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat dan dekorasi. Harimau Sumatera hanya dapat ditemukan di pulau Sumatera, Indonesia.

Harimau Sumatera berada di ujung kepunahan karena hilangnya habitat secara tak terkendali, berkurangnya jumlah spesies mangsa, dan perburuan.Populasi Harimau Sumatera yang hanya sekitar 400 ekor saat ini tersisa di dalam blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan. Sebagian besar kawasan ini terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan. 

Bersamaan dengan hilangnya hutan habitat mereka, harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia dan seringkali dibunuh atau ditangkap karena tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan tanpa sengaja dengan manusia.

Provinsi Riau adalah rumah bagi sepertiga dari seluruh populasi harimau Sumatera. Sayangnya, sekalipun sudah dilindungi secara hukum, populasi harimau terus mengalami penurunan hingga 70 persen dalam seperempat abad terakhir. Di Provinsi Riau, saat ini diperkirakan hanya tersisa 192 ekor harimau di Riau.

3.Babirusa (latin : babyrousa babyrussa)

Babi Rusa
Pada Urutan 3 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat Babirusa merupakan hewan endemik Sulawesi, Indonesia. Babirusa yang dalam bahasa latin disebut sebagai Babyrousa babirussa hanya bisa dijumpai di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya seperti pulau Togian, Sula, Buru, Malenge, dan Maluku. Sebagai hewan endemik, Babirusa tidak ditemukan di tempat lainnya. Sayangnya satwa endemik ini mulai langka.

Sang binatang endemik Babirusa, mempunyai tubuh yang meyerupai babi namun berukuran lebih kecil. Yang membedakan dari babi dan merupakan ciri khas babirusa mempunyai taring panjang yang mencuat menembus moncongnya. Lantaran bentuk tubuh dan taring yang dipunyainya hewan endemik Sulawesi ini dinamakan babirusa.

Satwa yang terancam punah ini terdiri atas tiga subspesies yang masih bertahan hidup sampai sekarang yaitu; Babyrousa babyrussa babyrussa, Babyrousa babyrussa togeanensis, dan Babyrousa babyrussa celebensis serta satu subspesies yang diyakini telah punah yakni Babyrousa babyrussa bolabatuensis.

Babirusa (Babyrousa babirussa) memiliki kulit yang kasar berwarna keabu-abuan dan hampir tak berbulu.  Ciri yang paling menonjol dari binatang ini adalah taringnya.  Taring atas Babirusa tumbuh menembus moncongnya dan melengkung ke belakang ke arah mata. Taring ini berguna untuk melindungi mata hewan endemik Indonesia ini dari duri rotan.

Babirusa termasuk binatang yang bersifat menyendiri namun sering terlihat dalam kelompok-kelompok kecil dengan satu babirusa jantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.

2.Badak Bercula Satu (latin : Rhinoceras Sundaicus)

Badak Bercula satu
Pada Urutan 2 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat Badak Jawa sering kali disebut dengan Badak Bercula Satu kecil ( Rhinoceros sondaicus ) yaitu anggota dari famili Rhinocerotidae serta satu dari lima badak yang mana tetap ada. Badak ini masuk ke genus yang sama juga dengan badak india serta mempunyai kulit bermosaik yang mana mirip baju baja. Badak ini mempunyai panjang antara 3,1 sampai 3,2 m serta tinggi antara 1,4 sampai 1,7 m. Badak ini lebih kecil dari pada badak india serta lebih dekat atau hampir sama besar tubuhnya dengan badak hitam. Ukuran culanya umumnya kurang dari 20 cm, lebih kecil dari pada cula spesies badak yang lain.

Badak jawamemiliki ciri lebih kecil dari pada sepupunya, badak india, dan mempunyai besar tubuh yang hampir sama dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa ( terhitung  dari kepalanya ) bisa kian lebih 3,1 sampai 3,2 m dan tingginya bisa mencapai antara 1,4 sampai 1,7 m. Badak dewasa dilaporkan mempunyai berat antara 900 sampai 2.300 kilogram. Penelitian dalam upaya menghimpun pengukuran akurat badak Jawa tak pernah dikerjakan dan bukan hanya prioritas. Tak ada perbedaan besar pada type kelamin, namun badak Jawa betina ukuran tubuhnya bisa semakin besar. Badak di Vietnam lebih kecil dari pada di Jawa menurut penelitian bukti melewati photo dan pengukuran jejak kaki mereka 18

Badak jawa bisa hidup sepanjang 30-45 th. di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan yang ada di dataran rendah, padang rumput basah serta tempat daratan banjir besar. Badak jawa umumnya memiliki sifat yang tenang, terkecuali pada saat kenal-mengenal serta membesarkan anak, meskipun satu grup terkadang bisa berkumpul di dekat kubangan serta area memperoleh mineral. Badak dewasa tak mempunyai hewan pemangsa sebagai musuhnya. Badak jawa umumnya menjahui manusia, namun dapat menyerang manusia bila ia merasa diganggu.

1.Orang Utan (latin : Pongo Pygmaeus)

Orang Utan Sumatera
Pada Urutan 1 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Terdapat Orangutan Sumatera atau Pongo abelii merupakan satu diantara 11 hewan mamalia paling langka di Indonesia. Populasi orangutan sumatera diperkirakan hanya sekitar 6.500 ekor (Dephut, 2007) saja. Populasinya ini jauh lebih sedikit dibanding saudaranya, orangutan kalimantan.

Orangutan Sumatera Bukit Lawang adalah hewan endemik pulau Sumatera. Spesies kera besar seperti halnya gorila dan simpanse ini hanya bisa ditemukan di hutan Sumatera saja dan merupakan spesies primata besar paling langka di dunia Terdapat Di Bukit Lawang.

Orangutan Sumatera (Pongo abelii) hampir mirip dengan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) namun memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Tinggi tubuh orangutan sumatera sekitar 1,25-1,5 meter dengan berat tubuh berkisar 30-50 kg (betina) dan 50-90 kg (jantan).

Orang Utan
Ciri lain orangutan sumatera Bukit Lawang adalah postur tubuh yang besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki pendek, dan tidak memiliki ekor. Pada tubuhnya ditumbuhi bulu (rambut) berwarna merah kecoklatan.

Orangutan sumatera Bukit Lawang merupakan binatang omnivora walaupun lebih menyukai tumbuhan. Makanannya bisa berupa buah-buahan, dedaunan, kulit pohon, bunga, telur burung, serangga, dan vertebrata kecil lainnya.

Orangutan jantan dewasa lebih sering menyendiri. Kelompok-kelompok kecil terdiri hanya 2-3 orangutan. Hewan endemik sumatera ini mempunyai daya jelajah sekitar 2-10 km. Anak orangutan akan bersama induknya hingga usia 3,5 tahun. Sedangkan orangutan betina mulai dewasa dan mampu bereproduksi menginjak usia 10-11 tahun.Yang membedakan dengan orangutan kalimantan, selain ukuran tubuh yang relatif lebih kecil, orangutan sumatera (Pongo abelii) jantan memiliki kantong pipi yang panjang.

Bagaimana Sahabat NusaPedia Apakah Artikel Mengenai 10 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia versi NusaPedia Ini Sudah menambah wawasan Anda Mengenai Keanekaragaman satwa Di Indonesia.Dan Apakah Setelah Membaca Artikel 10 Hewan Langka Yang Ada Di Indonesia Ini Menambah Kecintaan Anda Mengenai Bumi Nusantara Indonesia.Mari Dukung Kami Untuk Menjadikan Indonesia Sebagai destinasi Wisata Dunia.

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg